Tokek Mata Kuning

TOKEK MATA KUNING | KEAJAIBAN DI DUNIA REPTIL

Tokek mata kuning (Aeluroscalabotes felinus) adalah makhluk menakjubkan yang menghuni hutan-hutan lebat di wilayah Indonesia, Malaysia, Singapura, Kamboja, dan Thailand. Nama ilmiahnya, Aeluroscalabotes felinus, mengandung keindahan dan misteri yang patut diungkap.

MORFOLOGI SATWA

Tokek mata kuning memiliki tubuh yang ringan dan biasanya berwarna merah-coklat dengan bintik-bintik putih di tubuhnya. Bagian bawahnya berwarna putih hingga ke perut. Beberapa individu memiliki bercak coklat di sepanjang punggung. Ukurannya dapat mencapai sekitar 18 cm (7 inci), dengan jantan lebih kecil daripada betina. Meskipun tergolong gecko yang lebih primitif, struktur tubuhnya mirip dengan fosil-fosil gecko awal yang pernah ditemukan.

PERILAKU DAN SUARA SATWA

Tokek mata kuning bersifat semi-arboreal dan lebih suka hidup di hutan hujan pegunungan yang sejuk dan lembap. Aktif pada malam hari, mereka memangsa berbagai jenis serangga dan arthropoda kecil. Ketika tidur, tokek ini melingkarkan ekornya di sekitar tubuhnya, mirip dengan kebiasaan kucing.

HABITAT SATWA

Tokek mata kuning menghuni hutan-hutan lebat dan daerah pegunungan yang memiliki kelembaban tinggi. Mereka sering ditemukan di pepohonan dan semak-semak.

MAKANAN

Makanan utama tokek mata kuning adalah serangga dan arthropoda kecil lainnya. Mereka memangsa ulat, belalang, dan laba-laba.

ANCAMAN TERHADAP SATWA

Meskipun belum banyak diketahui tentang populasi tokek mata kuning, mereka tidak dianggap umum di seluruh wilayah habitatnya. Di Thailand, pengambilan dan ekspor tokek ini dilarang. Namun, perlindungan lebih lanjut diperlukan untuk memastikan kelangsungan hidupnya.

FAKTA UNIK

Tokek mata kuning dikenal dengan sebutan “kucing gecko” karena kebiasaannya melingkarkan ekornya saat tidur, mirip dengan kucing.

Meskipun jarang dijumpai sebagai hewan peliharaan, mereka memiliki daya tarik tersendiri bagi para pecinta reptil.

Berlangganan Layanan Email Kami

Dapatkan informasi mengenai Promo dan Kegiatan di Jagat Satwa Nusantara