Senggawangan/Kedawang

Senggawangan/Kedawang

NAMA | NAME

LABI-LABI BINTANG JAWA

JAVA NARROW-HEADED SOFTSHELL TURTLE

(Chitra chitra javanensis)

TAKSONOMI | TAXONOMY

Kerajaan Animalia Kingdom

Filum Chordata Phylum

Kelas Reptilia Class

Ordo Testudines Order

Famili Trionychidae Family

Genus Chitra Genus

Labi-labi bintang Jawa adalah salah satu dari dua sub-spesies labi-labi bintang Asia (Chitra chitra) yang endemik di Indonesia, ditemukan di sebagian Sumatra dan Jawa. Warnanya cokelat tua dengan pola garis cokelat muda, kepala ramping dan moncong memanjang, serta cangkang lunak dan dapat tumbuh hingga 1,5 m! Ditemukan di sungai-sungai di Jawa, dia berperan penting dalam menjaga habitat air tawar dengan mengatur populasi mangsa dan berpartisipasi dalam siklus nutrisi. Meskipun “Tidak Dievaluasi” oleh IUCN, Chitra chitra sendiri “Kritis” terancam punah karena hilangnya habitat dan pemanenan berlebihan, mendorong spesies ini, dan sangat mungkin, sub-spesiesnya, menuju ambang kepunahan.

The Java narrow-headed softshell turtle is one of two sub-species of the Asian narrow-headed softshell turtle (Chitra chitra) endemic to Indonesia, found in parts of Sumatra and Java. It is dark brown with light brown stripe patterns, a slender head and elongated snout, along with a softshell and it can grow up to 1.5 m! Found in rivers and streams of Java, it plays a crucial role in maintaining freshwater habitats by regulating prey populations and participating in nutrient cycling. While it is “Not Evaluated” by the IUCN, the Chitra chitra itself is “Critically Endangered” due to habitat loss and over-harvesting, pushing this species, and quite possibly, its sub-species, to the brink of extinction.

DISTRIBUSI DAN HABITAT | DISTRIBUTION AND HABITAT

Chitra chitra javanensis berasal dari famili Trionychidae, yang terdiri dari kura tempurung lunak. Dia endemik di Jawa dan sebagian Sumatra, khususnya ditemukan di sungai dan danau di wilayah tersebut.

Chitra chitra javanensis belongs to the family Trionychidae, which consists of softshell turtles. It is endemic to Java and some parts of Sumatra, specifically found in rivers and lakes throughout the region.

DIET DAN NUTRISI | DIET AND NUTRITION

Labi-labi bintang Jawa memainkan peran penting dalam ekosistemnya dengan menjaga keseimbangan di habitat air tawar. Makanan utamanya adalah ikan, krustasea, moluska, dan berbagai invertebrata air. Dengan mengatur populasi mangsa dan berpartisipasi dalam siklus nutrisi, spesies ini berkontribusi terhadap kesehatan dan stabilitas habitatnya secara keseluruhan.

The Java narrow-headed softshell turtle plays a crucial role in its ecosystem by maintaining a balance in freshwater habitats. It primarily feeds on fish, crustaceans, mollusks, and various aquatic invertebrates. By regulating prey populations and participating in nutrient cycling, this species contributes to the overall health and stability of its habitat.

SIFAT UTAMA DAN FAKTA UNIK | KEY TRAITS AND FUN FACTS

Kura, termasuk labi-labi bintang Jawa, memiliki makna budaya dan agama di Indonesia. Dalam budaya Jawa, kura dianggap hewan suci dan dikaitkan dengan kebijaksanaan, umur panjang, dan kepercayaan spiritual.

Turtles, including the Java narrow-headed softshell turtle, hold cultural and religious significance in Indonesia. In Javanese culture, turtles are considered sacred animals and are associated with wisdom, longevity, and spiritual beliefs.

STATUS KONSERVASI | CONSERVATION STATUS

Menurut IUCN Red List, labi-labi bintang Jawa diklasifikasikan sebagai “Tidak Dievaluasi.” Populasi spesies ini telah mengalami penurunan yang signifikan akibat hilangnya habitat, pencemaran, pencemaran air, dan pemanenan yang berlebihan untuk perdagangan hewan peliharaan dan pengobatan tradisional. Upaya konservasi, termasuk perlindungan habitat, program penangkaran, dan kampanye kesadaran publik, sangat penting untuk kelangsungan hidup spesies ini.

According to the IUCN Red List, the Java narrow-headed softshell turtle is classified as “Not Evaluated.” The population of this species has experienced a significant decline due to habitat loss, pollution, water pollution, and over-harvesting for the pet trade and traditional medicine. Conservation efforts, including habitat protection, captive breeding programs, and public awareness campaigns, are crucial for the survival of this species.

Berlangganan Layanan Email Kami

Dapatkan informasi mengenai Promo dan Kegiatan di Jagat Satwa Nusantara