SANCA EMAS
Pulau New Guinea, dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa, menjadi rumah bagi berbagai spesies satwa yang menakjubkan. Salah satunya adalah Leiopython albertisii, yang lebih dikenal sebagai ular sanca emas. Apa saja hal menarik yang dapat kita temukan pada ular sanca emas ini?
MORFOLOGI SATWA
Ular sanca emas memiliki penampilan yang memukau. Tubuhnya ramping dan memanjang, dengan panjang rata-rata sekitar 213 cm (termasuk ekor). Kedua jenis kelamin tidak memiliki pola khusus pada tubuhnya, kecuali beberapa tanda ringan di bagian kepala. Bagian atas kepala berwarna hitam mengkilap, dan sisik labial atas dan bawah berwarna putih dengan tanda hitam di bagian depan sisik. Warna tubuhnya bervariasi antara cokelat-ungu hingga kuning di bagian perut atau biru-hitam hingga abu-abu.
PERILAKU DAN SUARA SATWA
Meskipun sebagian besar hidup di daratan, ular sanca emas kadang-kadang memanjat. Mereka dikenal sebagai spesies yang agresif, meskipun perilaku ini berkurang pada individu yang lahir dan dibesarkan dalam penangkaran. Suara mereka, meskipun jarang terdengar, memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari spesies lain.
HABITAT SATWA
Ular sanca emas menyebar luas di sebagian besar Pulau New Guinea, terutama di wilayah dengan ketinggian di bawah 1.200 meter di atas permukaan laut. Mereka juga ditemukan di beberapa pulau di Selat Torres, termasuk Salawati, Biak, Normanby, Mussau, dan Emirau.
ANCAMAN TERHADAP SATWA
Meskipun status konservasi ular sanca emas saat ini Least Concern (risiko rendah), ancaman terhadap habitat mereka terus meningkat. Perusakan hutan dan perdagangan ilegal adalah faktor yang harus diwaspadai.
FAKTA UNIK
Nama ilmiah Leiopython albertisii menghormati penjelajah Italia, Luigi D’Albertis. Ular sanca emas adalah salah satu keajaiban alam yang harus dilestarikan.