Salamander Raksasa Tiongkok

Chinese Giant Salamander

Nama umum: Salamander Raksasa Tiongkok

Nama ilmiah: Andrias davidianus

Famili: Cryptobranchidae

Asal habitat: Salamander raksasa ini berasal dari wilayah pegunungan di Tiongkok tengah dan selatan, termasuk provinsi Sichuan, Shaanxi, Henan, Hubei, dan Guizhou. Ia merupakan endemik Tiongkok dan tidak ditemukan secara alami di wilayah lain.

Ukuran: 1,8 meter

Harapan hidup: 30–50 tahun


Ciri-Ciri dan Morfologi

Andrias davidianus, atau salamander raksasa Tiongkok, merupakan salah satu amfibi terbesar di dunia. Tubuhnya panjang dan pipih, dilapisi kulit berkerut yang berfungsi membantu pertukaran oksigen melalui kulit. Warna tubuhnya umumnya kecokelatan atau abu-abu gelap, menyesuaikan dengan lingkungan berbatu dan berlumpur. Ia memiliki kepala besar dengan mata kecil tanpa kelopak, dan mulut lebar yang mampu membuka sangat lebar untuk menangkap mangsa. Tidak seperti kebanyakan amfibi lain, ia memiliki empat kaki pendek namun kuat, dan tidak mengalami metamorfosis sempurna, ia tetap mempertahankan karakteristik larva seperti insang saat masih muda.


Habitat dan Perilaku

Habitat alami salamander ini adalah sungai berbatu berarus deras di pegunungan Tiongkok dengan air yang dingin dan kaya oksigen. Ia merupakan hewan yang sangat sensitif terhadap perubahan kualitas air. Salamander ini menghabiskan sebagian besar hidupnya bersembunyi di bawah batu atau celah tebing sungai. Perilakunya sangat tenang dan cenderung soliter. Ia juga memiliki kebiasaan menetap dan jarang berpindah tempat, kecuali untuk mencari pasangan saat musim kawin.


Pola Makan

Salamander raksasa Tiongkok merupakan predator karnivora yang memakan ikan kecil, serangga air, krustasea, cacing, dan amfibi lain. Ia menggunakan strategi “sit and wait” dengan tetap diam dan menyerang secara tiba-tiba ketika mangsa mendekat. Sistem pencernaannya disesuaikan untuk mencerna makanan utuh, termasuk tulang dan cangkang, karena ia menelan mangsanya secara keseluruhan.


Fakta Menarik

  • Andrias davidianus dapat mengeluarkan suara seperti gonggongan saat terancam, sehingga dijuluki “baby dragon” oleh masyarakat setempat.

  • Spesies ini termasuk dalam kelompok “fosil hidup” karena hampir tidak berubah selama jutaan tahun evolusi.

  • Meskipun amfibi, ia sangat jarang keluar dari air.

  • Spesies ini terancam punah akibat perusakan habitat dan perburuan untuk konsumsi serta pengobatan tradisional.

Berlangganan Layanan Email Kami

Dapatkan informasi mengenai Promo dan Kegiatan di Jagat Satwa Nusantara