Salamander Raksasa Cina

NAMA | NAME

SALAMANDER RAKSASA CINA

CHINESE GIANT SALAMANDER

(Andrias davidianus)

TAKSONOMI | TAXONOMY

Kerajaan Animalia Kingdom

Filum Chordata Phylum

Kelas Amphibia Class

Ordo Caudata Order

Famili Cryptobranchidae Family

Genus Andrias Genus

Di pojok kiri, salamander raksasa Cina, juara kelas berat dunia amfibi (50kg)! Dengan ukurannya yang sangat besar (1-1,8 m), dia adalah amfibi terbesar kedua di planet ini setelah salamander raksasa Cina Selatan (Andrias sligoi). Berkulit cokelat tua hingga hitam yang bercorang-coreng, keriput, berlendir dan kepala lebar dengan mulut lebar dan mata bulat tanpa kelopak, makhluk nokturnal ini mengandalkan indra penciumannya yang tajam untuk berburu makanan favoritnya: krustasea, serangga, dan ikan kecil. Sayangnya, raksasa lembut yang dianggap “fosil hidup” ini kritis terancam punah karena hilangnya habitat dan pemanenan berlebihan.

In the left corner, the Chinese giant salamander, heavyweight champion of the amphibian world (50 kg)! With its gigantic size (1-1.8 m), it’s the second largest amphibian on the planet after the South China giant salamander (Andrias sligoi). Sporting a dark brown to black mottled, wrinkled, slimy skin and a broad head with wide mouth and round, lidless eyes, this nocturnal creature relies on its keen sense of smell to hunt for its favorite snacks: crustaceans, insects, and small fish. Sadly, these gentle giants considered to be “living fossils” are critically endangered due to habitat loss and overharvesting.

DISTRIBUSI DAN HABITAT | DISTRIBUTION AND HABITAT

Salamander raksasa Cina (Andrias davidianus) adalah spesies menarik yang memegang gelar amfibi terbesar di dunia. Meskipun spesies ini bukan asli Indonesia, namun perlu ditelusuri karakteristik unik dan status konservasinya. Salamander ini bersifat akuatik, tinggal di sistem air tawar seperti sungai dan kolam.

The Chinese giant salamander (Andrias davidianus) is an intriguing species that holds the distinction of being the world’s largest amphibian. Although the species is not native to Indonesia, it is worth exploring its unique characteristics and conservation status. These salamanders are primarily aquatic, dwelling in freshwater systems such as streams, rivers, and ponds.

DIET DAN NUTRISI | DIET AND NUTRITION

Salamander ini adalah karnivora dan makanan utamanya adalah invertebrata, seperti krustasea, serangga, dan ikan kecil. Mereka adalah predator oportunistik, menggunakan mulut besar dan gigi tajam untuk menangkap dan memakan mangsanya.

These salamanders are carnivorous and primarily feed on invertebrates, such as crustaceans, insects, and small fish. They are opportunistic predators, using their large mouths and sharp teeth to capture and consume their prey.

SIFAT UTAMA DAN FAKTA UNIK | KEY TRAITS AND FUN FACTS

Salamander raksasa Cina memiliki sistem gurat sisi, serangkaian organ sensorik di sepanjang tubuh mereka yang memungkinkan mereka mendeteksi getaran di dalam air, membantu navigasi dan menemukan mangsa. Salamander raksasa Cina adalah makhluk nokturnal, lebih aktif di malam hari. Mereka memiliki penglihatan yang buruk tetapi memiliki indra penciuman yang sangat baik dan dapat mendeteksi mangsa dengan menggunakan kelenjar sensorik khusus di dagu mereka. Salamander raksasa Cina memiliki strategi reproduksi yang unik. Jantan membuat sarang di bawah air dengan menggali liang, dan mereka menggunakan vokalisasi untuk menarik perhatian betina selama musim kawin. Betina bertelur dalam jumlah besar, yang dijaga jantan sampai menetas. Larva yang menetas mengalami metamorfosis, berubah dari larva air menjadi dewasa terestrial.

Chinese giant salamander possess a lateral line system, a series of sensory organs along their bodies that allow them to detect vibrations in the water, aiding in navigation and locating prey. Chinese giant salamanders are nocturnal creatures, preferring to be active during the night. They have poor eyesight but possess an excellent sense of smell and can detect prey using specialized sensory glands on their chin. Chinese giant salamanders have a unique reproductive strategy. Males create underwater nests by excavating burrows, and they use vocalizations to attract females during the breeding season. The females lay large clutches of eggs, which the males guard until hatching. The hatched larvae undergo metamorphosis, transforming from aquatic larvae into terrestrial adults.

STATUS KONSERVASI | CONSERVATION STATUS

Salamander raksasa Cina diklasifikasikan sebagai “Kritis” terancam punah dalam IUCN Red List of Threatened Species. Ancaman utama bagi kelangsungan hidup mereka adalah hilangnya habitat, polusi air, pemanenan berlebihan untuk perdagangan hewan peliharaan eksotis, dan konsumsi obat tradisional Cina. Selain itu, pembangunan bendungan dan penghalang mengganggu tempat berkembang biak dan mencari makan alami mereka.

The Chinese giant salamander is classified as “Critically Endangered” on the IUCN Red List of Threatened Species. The primary threats to their survival are habitat loss, water pollution, overharvesting for the exotic pet trade, and consumption in traditional Chinese medicine. Additionally, the construction of dams and barriers disrupts their natural breeding and foraging grounds.

Berlangganan Layanan Email Kami

Dapatkan informasi mengenai Promo dan Kegiatan di Jagat Satwa Nusantara