Pelatuk besi

NAMA | NAME

PELATUK BESI

COMMON FLAMEBACK

(Dinopium javanense)

TAKSONOMI | TAXONOMY

Kerajaan Animalia Kingdom

Filum Chordata Phylum

Kelas Aves Class

Ordo Piciformes Order

Famili Picidae Family

Genus Dinopium Genus

Pelatuk besi, secara ilmiah dikenal sebagai Dinopium javanense, adalah spesies pelatuk yang termasuk dalam keluarga Picidae. Diakui secara luas karena penampilannya yang mencolok. Spesies pelatuk ini menampilkan dimorfisme seksual, yang berarti jantan dan betina memiliki ciri fisik yang berbeda. Pelatuk besi jantan menampilkan kombinasi bulu kuning keemasan dan hitam yang semarak. Kepala, leher, dan bagian atasnya sebagian besar berwarna hitam dan putih, sedangkan bagian jambulnya berwarna merah. Betina, di sisi lain, memiliki pola yang serupa tetapi dengan warna yang kurang intens. Betina memiliki jambul hitam dengan garis-garis putih.

The common flameback, scientifically known as Dinopium javanense, is a species of woodpecker that belongs to the family Picidae. It is widely recognized for its striking appearance. This woodpecker species displays sexual dimorphism, meaning males and females have distinct physical characteristics. The male common flameback features a vibrant combination of golden-yellow and black plumage. Its head, neck, and upperparts are predominantly black and white, while the crest exhibit red coloring. The female, on the other hand, has a similar pattern but with less intense colors. The female has a black crest with white streaks.

DISTRIBUSI DAN HABITAT | DISTRIBUTION AND HABITAT

Pelatuk besi berasal dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia, di mana ia dapat ditemukan di berbagai wilayah. Jangkauannya meluas dari anak benua India ke bagian Cina, Malaysia, Singapura, dan kepulauan Indonesia. Di Indonesia, dapat diamati di berbagai habitat, termasuk hutan dan semak belukar.

The common flameback is native to Southeast Asia, including Indonesia, where it can be found across various regions. Its range extends from the Indian subcontinent to parts of China, Malaysia, Singapore, and the Indonesian archipelago. Within Indonesia, it can be observed in a variety of habitats, including forests and shrublands.

DIET DAN NUTRISI | DIET AND NUTRITION

Seperti burung pelatuk lainnya, pelatuk besi terutama memakan serangga dan larva. Dia mencari makan dengan mengorek pohon dan memasukkan lidahnya yang panjang dan lengket ke celah untuk mengekstraksi mangsa.

As with other woodpeckers, the common flameback primarily feeds on insects and larvae. It forages by excavating trees and probing its long, sticky tongue into crevices to extract prey.

SIFAT UTAMA DAN FAKTA UNIK | KEY TRAITS AND FUN FACTS

Selama musim kawin, yang biasanya terjadi dari Februari hingga Juli, pelatuk besi jantan melakukan pertunjukan memikat pasangan yang rumit untuk menarik pasangan. Pajangan ini melibatkan permainan drum pada batang pohon dan mengeluarkan panggilan keras. Spesies ini monogami, dengan pasangan membentuk ikatan jangka panjang. Di Indonesia, pelatuk besi memiliki makna budaya. Dia sering dikaitkan dengan keberuntungan dan keberuntungan. Suara khas burung tersebut diyakini membawa kemakmuran, dan gambarnya terkadang digunakan sebagai motif dalam seni dan kerajinan tradisional.

During the breeding season, which typically occurs from February to July, the male common flameback performs elaborate courtship displays to attract a mate. These displays involve drumming on tree trunks and emitting loud calls. The species is monogamous, with pairs forming long-term bonds. In Indonesia, the common flameback holds cultural significance. It is often associated with good luck and fortune. The bird’s distinctive call is believed to bring prosperity, and its image is sometimes used as a motif in traditional arts and crafts.

STATUS KONSERVASI | CONSERVATION STATUS

Pelatuk besi umumnya dianggap sebagai “Risiko Rendah” dalam IUCN Red List, yang menunjukkan bahwa saat ini ia tidak menghadapi ancaman besar apa pun terhadap kelangsungan hidupnya. Namun, penggundulan hutan dan degradasi habitat menimbulkan tantangan berkelanjutan bagi spesies ini, seperti banyak spesies burung lainnya di Asia Tenggara.

The common flameback is generally considered to be of “Least Concern” on the IUCN Red List, indicating that it is not currently facing any major threats to its survival. However, deforestation and habitat degradation pose ongoing challenges for this species, as with many other bird species in Southeast Asia.

Berlangganan Layanan Email Kami

Dapatkan informasi mengenai Promo dan Kegiatan di Jagat Satwa Nusantara