Maleo sengkawor

Maleo senkawor yang Bertelur di Pasir Panas

Maleo senkawor (Macrocephalon maleo) adalah burung endemik Sulawesi yang sudah terancam punah dan dapat dikatakan sebagai maskot provinsi Sulawesi Tengah. Selain itu dikenal dengan keunikannya yaitu setia dimana ketika pasangannya telah mati makai ia tidak akan mencari pasangan baru.

Morfologi dan Perilaku

Macrocephalon meleo memiliki ukuran tubuh dengan panjang sekitar 55cm, bulunya berwarna hitam dan putih, kulit sekitar mata berwarna kuning, iris mata mata merah kecoklatan, kaki abu-abu, paruh jingga dan bulu sisi bawah perut berwarna merah-muda keputihan. Diatas kepalanya terdapat jambul atau tanduk keras berwarna hitam. Betina Macrocephalon maleo lebih kecil dengan bulu yang lebih kusam. Macrocephalon maleo termasuk burung diurnal dan termasuk burung monogamy, setiap jantan dan betina hampir dipastikan akan selamanya menjadi pasangan yang tidak terpisahkan.

Habitat dan Makanan

Maleo senkwaor hidup di hutan dataran rendah dan pegunungan Sulawesi, sampai dengan ketinggian 1065m atas muka laut dan bertelur di daerah berpasir seperti pantai. Namun yang dekat gunung berapi atau daerah-daerah lain yang dekat dengan sumber panas bumi yang dapat dimanfaatkan untuk menghangatkan telur mereka. Makanannya antara lain kacang-kacangan, buah-buahan, biji-bijian, cacing, serangga dan invertebrata yang lain.

Ancaman

Aktivitas manusia, seperti mengambil telur dan merusak hutan, menjadi ancaman utama bagi kelangsungan hidup Maleo. Selain itu ancaman terhadap kelestarian Macrocephalon maleo bukan hanya karena manusia saja, tetapi juga disebabkan oleh predator alami, yaitu biawak dan tikus hutan.

Fakta Unik

Maleo tidak mengerami telurnya seperti burung lain, mereka mengandalkan panas matahari atau panas bumi (geotermal) untuk menetaskan telurnya. Ukuran telurnya cukup besar dibandingkan dengan ukuran tubuhnya, dengan ukuran 5-6 kali lebih besar dibandingkan dengan telur ayam. Berbeda dengan jenis burung pada umumnya, burung maleo tidak meletakkan telurnya di dalam sarang melainkan di dalam tanah pada kedalaman 30 – 150 cm tergantung suhu tanah dimana telur diletakkan.

Berlangganan Layanan Email Kami

Dapatkan informasi mengenai Promo dan Kegiatan di Jagat Satwa Nusantara