KURA HUTAN SULAWESI
Pulau Sulawesi, dengan kekayaan alamnya yang luar biasa, menyimpan satu harta karun tersembunyi yaitu salah satunya terdapat satwa Kura Hutan Sulawesi. Dalam bahasa ilmiahnya, kura-kura ini dikenal sebagai Leucocephalon yuwonoi. Mari kita telusuri lebih dalam tentang spesies yang menghuni hutan-hutan lebat dan sungai-sungai di pulau ini.
MORFOLOGI SATWA
Kura Hutan Sulawesi memiliki penampilan yang unik. Tubuhnya dilapisi oleh cangkang yang berwarna cokelat kehitaman dengan bintik-bintik kuning. Kepalanya menonjol dengan warna putih yang mencolok, memberinya nama ilmiah “Leucocephalon,” yang berarti “kepala putih.” Ukurannya relatif kecil, dengan panjang sekitar 20 cm.
PERILAKU DAN SUARA SATWA
Kura-kura ini pemalu dan lebih suka bersembunyi di bawah dedaunan atau di tepi sungai. Ketika merasa terancam, mereka akan masuk ke dalam cangkang mereka dan menutupnya rapat. Suara mereka terdiri dari desisan lembut saat bergerak melalui dedaunan dan gemericik air ketika berenang di sungai.
HABITAT SATWA
Habitat alami Kura Hutan Sulawesi adalah rawa-rawa air tawar dan sungai. Mereka sering ditemukan di hutan-hutan lebat dan daerah yang lembap. Sayangnya, perusakan habitat dan perubahan iklim mengancam keberadaan mereka.
MAKANAN SATWA
Kura-kura ini adalah pemakan segala, termasuk serangga, cacing, dan tumbuhan air. Mereka juga memakan buah-buahan yang jatuh ke dalam sungai.
ANCAMAN TERHADAP SATWA
Kura Hutan Sulawesi menghadapi ancaman serius. Perusakan habitat, perburuan ilegal, dan perdagangan hewan peliharaan mengancam kelangsungan hidup mereka. Oleh karena itu, perlindungan dan konservasi sangat penting untuk memastikan mereka tetap ada di alam liar.
FAKTA UNIK
Kura-kura ini adalah spesies monotypic, artinya hanya ada satu jenis dalam genus Leucocephalon. Sedangkan, untuk nama spesifik “yuwonoi” sendiri diberikan sebagai penghormatan kepada ahli herpetologi Indonesia, Frank Bambang Yuwono.