Kura Bajuku / Byuku

File:Byuku.jpg - Wikimedia Commons

Nama umum: Kura Bajuku / Byuku

Nama ilmiah: Orlitia borneensis

Famili: Geoemydidae

Asal habitat: Malaysia (Semenanjung), Kalimantan (Indonesia dan Malaysia), dan Sumatra

Ukuran: Ini adalah spesies kura-kura air tawar terbesar di Asia Tenggara, dengan panjang karapas (cangkang punggung) yang bisa mencapai 80 cm, dan berat badan mencapai 50 kg atau lebih. 

Harapan hidup: 50 hingga 60 tahun


Ciri-Ciri dan Morfologi

Orlitia borneensis memiliki cangkang punggung yang halus dan oval, berwarna gelap kecokelatan atau kehitaman. Cangkangnya relatif rendah dan streamline, cocok untuk berenang di air. Kepalanya besar, dengan rahang kuat dan mata kecil. Kakinya berselaput, memudahkannya berenang dengan efisien. Tubuh bagian bawah (plastron) berwarna lebih terang, biasanya krem atau kuning pucat.


Habitat dan Perilaku

Kura-kura ini lebih banyak menghabiskan waktunya di air dan hanya sesekali naik ke daratan untuk berjemur. Mereka menyukai perairan tenang, dalam, dan berlumpur. Spesies ini tergolong pemalu dan lebih aktif saat senja hingga malam hari (krepuskular hingga nokturnal). Saat merasa terancam, ia akan menyelam dalam-dalam dan bersembunyi di dasar sungai.


Pola Makan

Orlitia borneensis adalah omnivora. Di alam liar, mereka memakan berbagai jenis makanan seperti ikan kecil, serangga air, moluska, buah-buahan yang jatuh ke air, serta tanaman air. Di penangkaran, mereka juga bisa diberi pakan seperti pelet, daging tanpa lemak, dan sayuran tertentu.


Fakta Menarik

  • Spesies ini sangat langka dan terancam punah, terutama akibat perburuan untuk perdagangan daging dan hewan peliharaan ilegal.

  • Orlitia borneensis adalah satu-satunya anggota genus Orlitia, menjadikannya unik secara taksonomi.

  • Meskipun berukuran besar, kura-kura ini bersifat tenang dan tidak agresif.

  • Sudah termasuk dalam Appendix II CITES dan dianggap Kritis (Critically Endangered) oleh IUCN.

  • Kura-kura ini berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem perairan tawar karena memakan bangkai dan sisa-sisa organik.

Berlangganan Layanan Email Kami

Dapatkan informasi mengenai Promo dan Kegiatan di Jagat Satwa Nusantara