
Nama umum: Kalajengking Hutan Biru Asia
Nama ilmiah: Javanimetrus cyaneus
Famili: Scorpionidae
Asal habitat: Asia Tenggara
Ukuran: 12–15 cm
Harapan hidup: 7–8 tahun
Ciri-Ciri dan Morfologi
Tubuh Javanimetrus cyaneus ditutupi eksoskeleton keras dengan warna hitam kebiruan mengilap yang bisa tampak lebih biru kehijauan saat terkena cahaya tertentu. Capitnya besar, kokoh, dan kuat, digunakan untuk mencengkeram mangsa serta sebagai alat pertahanan. Ekor (metasoma) terdiri dari lima ruas, diakhiri dengan aculeus atau sengat yang dilengkapi kelenjar racun. Meskipun racunnya relatif lemah bagi manusia, sengatannya tetap menimbulkan rasa sakit dan bengkak.
Habitat dan Perilaku
Spesies ini menyukai habitat dengan kelembapan tinggi dan sering ditemukan bersembunyi di balik batu, kayu lapuk, atau dalam liang tanah yang mereka gali sendiri. Javanimetrus cyaneus bersifat nokturnal, lebih aktif pada malam hari untuk berburu atau menjelajah. Mereka dikenal defensif dan akan mengangkat capit serta ekornya ketika merasa terancam, meskipun lebih sering menggunakan capit untuk melawan dibandingkan racunnya.
Pola Makan
Javanimetrus cyaneus adalah karnivora yang memangsa serangga, laba-laba, cacing tanah, dan invertebrata kecil lainnya. Di penangkaran, mereka juga dapat diberi makan jangkrik, kecoa, atau ulat. Mereka biasanya memburu dengan mengandalkan capit besar untuk mencengkeram dan melumpuhkan mangsa sebelum menyuntikkan racun bila diperlukan.
Fakta Menarik
-
Warna biru mengilapnya membuat spesies ini sering menjadi daya tarik dalam hobi pemeliharaan kalajengking eksotis.
-
Racunnya relatif lemah bagi manusia, bahkan lebih ringan dibandingkan sengatan lebah, namun tetap berbahaya bagi mangsanya.
-
Saat disinari lampu ultraviolet, tubuhnya akan berfluoresensi hijau kebiruan, sebuah ciri khas kalajengking pada umumnya.
-
Mereka memiliki perilaku sosial terbatas: meskipun umumnya soliter, beberapa individu bisa ditemukan berbagi tempat persembunyian jika tersedia cukup ruang.
-
Spesies ini berperan penting dalam ekosistem hutan tropis sebagai pengendali populasi serangga.