Kaki Seribu Raksasa Afrika (Archispirostreptus gigas) adalah salah satu spesies kaki seribu terbesar di dunia. Hewan ini berasal dari kawasan tropis di Afrika dan terkenal karena ukurannya yang mengesankan dan perannya dalam ekosistem sebagai pemakan detritus. Mereka ditemukan di hutan tropis dan savana di Afrika Timur, Afrika Selatan, hingga Mozambik. Biasanya hidup di tanah yang lembap dan kaya akan bahan organik.
Diet
Mereka adalah detritivora, memakan bahan organik yang membusuk, termasuk daun, kayu lapuk, dan buah-buahan busuk.
Reproduksi
Betina bertelur dalam lubang kecil di tanah, dan larva menetas dengan hanya beberapa segmen tubuh. Saat tumbuh, mereka mengalami proses molting hingga mencapai ukuran dewasa.
PEMAKAN BAHAN ORGANIK YANG MEMBUSUK
Dengan panjang yang dapat mencapai lebih dari 35 cm, Archispirostreptus gigas adalah salah satu millipede terbesar di dunia. Ukuran tubuhnya yang besar memungkinkan mereka untuk memakan lebih banyak bahan organik, seperti daun, kayu, dan detritus lainnya. Meskipun namanya “kaki seribu,” millipede ini tidak memiliki seribu kaki. Sebaliknya, mereka biasanya memiliki sekitar 200 hingga 400 kaki, yang memungkinkan mereka bergerak dengan relatif cepat meskipun ukurannya yang besar. Mereka adalah detritivor, yang berarti mereka memakan bahan organik yang membusuk, seperti daun yang jatuh dan kayu yang membusuk. Dengan cara ini, mereka membantu dalam proses dekomposisi dan mempercepat siklus nutrisi di dalam ekosistem hutan tropis.
EATERS OF ROTTING ORGANIC MATERIALS
With a length of more than 35 cm, Archispirostreptus gigas is one of the largest millipedes in the world. Their large body size allows them to eat more organic material, such as leaves, wood, and other detritus. Despite its name “millipede,” this millipede does not have a thousand legs. Instead, they usually have about 200 to 400 legs, which allows them to move relatively quickly despite their large size. They are detritivores, which means they eat decaying organic matter, such as fallen leaves and rotting wood. In this way, they help in the decomposition process and speed up the nutrient cycle in tropical forest ecosystems.