KADAL POHON HIJAU SULAWESI | SI HIJAU YANG MEMUKAU
Kadal Pohon Hijau Sulawesi, yang juga dikenal sebagai emerald tree skink, adalah makhluk yang mengagumkan yang menghuni hutan-hutan lebat di Asia Tenggara. Meskipun penampilannya yang mencolok, spesies yang tidak terancam ini tetap sulit ditemukan oleh sebagian besar pengamat. Belakangan ini, popularitasnya meningkat dalam perdagangan hewan peliharaan eksotis.
MORFOLOGI SATWA
Kadal pohon hijau umumnya berwarna hijau limau cerah, dengan mata besar berbingkai kuning. Anggota tubuh belakangnya atau bagian bawah tubuhnya mungkin berwarna cokelat tengah dengan bintik-bintik putih. Kadal dewasa biasanya memiliki panjang total antara 8,5 hingga 10 inci.
PERILAKU DAN SUARA SATWA
Kadal pohon hijau lebih suka batang pohon yang tidak memiliki tanaman merambat. Mereka sangat aktif, selalu bergerak, dan menjadi gelisah jika dipegang. – Meskipun ukurannya kecil, mereka tidak agresif dan kadang-kadang terlihat membentuk kelompok kecil untuk menyerang mangsa yang lebih besar.
HABITAT SATWA
Kadal pohon hijau menghuni hutan-hutan arboreal di seluruh Asia Tenggara. – Mereka dapat ditemukan di Taiwan, Palawan, Luzon, kepulauan Sulu di Filipina, Papua Nugini, serta kepulauan Indo-Australia hingga ke Kepulauan Solomon dan Santa Cruz. – Kadal pohon hijau sering terlihat di perkebunan kelapa sawit di daerah pesisir yang terganggu.
MAKANAN SATWA
Kadal pohon hijau sebagian besar pemakan daging, memakan serangga dan makhluk kecil lainnya. Terkadang, mereka juga memakan buah dan tanaman berdaun. Di beberapa daerah, mereka bahkan mencuri makanan anjing.
ANCAMAN TERHADAP SATWA
Meskipun saat ini tidak terancam, kadal pohon hijau tetap memerlukan perlindungan. – Tentunya, deforestasi dan perubahan habitat dapat mengancam populasi mereka.
FAKTA UNIK
Kadal pohon hijau dapat mengembalikan ekornya jika terputus, meskipun ekor pengganti biasanya lebih pendek dan memiliki lebih sedikit duri daripada ekor aslinya.
Nama spesifik “smaragdina” mengacu pada warna hijau zamrud yang memukau. – Di bahasa Kotos Amarasi di Timor Barat, Indonesia, mereka dikenal sebagai “kuka”