Julang Papua

Julang papua - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Nama umum: Julang Papua

Nama ilmiah: Rhyticeros plicatus

Famili: Bucerotidae

Asal habitat: Papua, Kepulauan Maluku, hingga pulau-pulau di sekitar utara Australia dan kepulauan Solomon.

Ukuran: 75–90 cm

Harapan hidup: 20 hingga 30 tahun


Ciri-Ciri dan Morfologi

Burung ini memiliki paruh besar berwarna pucat kekuningan dengan helm (casque) yang mencolok, digunakan untuk resonansi suara dan mungkin juga untuk menarik pasangan. Bulu tubuh umumnya berwarna hitam pekat, dengan ekor putih dan leher berwarna krem kekuningan pada betina, sedangkan jantan memiliki tenggorokan berwarna oranye terang hingga merah bata. Matanya merah cerah dan dikelilingi kulit tanpa bulu berwarna biru atau hitam.


Habitat dan Perilaku

Julang Papua merupakan burung arboreal (hidup di pohon) yang sangat tergantung pada hutan primer. Ia dikenal setia pada sarangnya dan memanfaatkan lubang-lubang pohon besar untuk berkembang biak. Betina dikurung di dalam lubang sarang oleh pasangan jantannya dengan ditutup lumpur, menyisakan celah sempit untuk memberi makan. Selama masa bertelur dan menetaskan anak, jantan secara konsisten memberi makanan dari luar.

Burung ini aktif di siang hari dan biasanya terlihat terbang melintasi kanopi hutan dengan kepakan sayap berat yang menghasilkan suara khas dan menggema di hutan.


Pola Makan

Rhyticeros plicatus adalah pemakan buah (frugivora) utama, dengan buah ara sebagai salah satu makanan favoritnya. Namun, ia juga memakan serangga, kadal kecil, telur burung, dan bahkan mamalia kecil untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Perannya sebagai penyebar biji sangat penting bagi regenerasi hutan hujan tropis.


Fakta Menarik

  • Suara kepakan sayapnya bisa terdengar dari jarak puluhan meter, menjadi salah satu ciri khas burung ini di dalam hutan.

  • Seperti banyak rangkong lainnya, julang betina “dikurung” secara sukarela dalam lubang sarang oleh jantan, sebagai bentuk perlindungan terhadap pemangsa saat mengerami telur.

  • Paruhnya terlihat berat, tapi sebenarnya ringan karena tersusun dari bahan berongga mirip busa keras, memungkinkan burung ini terbang efisien meski paruhnya besar.

  • Julang Papua merupakan salah satu indikator kesehatan ekosistem hutan karena keberadaannya sangat bergantung pada pohon besar dan buah-buahan liar.

Berlangganan Layanan Email Kami

Dapatkan informasi mengenai Promo dan Kegiatan di Jagat Satwa Nusantara