Itik Benjut: Itik Endemik dari Indonesia
Anas gibberifrons, umumnya dikenal sebagai itik benjut, adalah spesies bebek berkecimpung air yang termasuk dalam famili Anatidae. Dia endemik di Indonesia, di mana dia dikenal dengan bulunya yang semarak dan perilakunya yang unik.
Morfologi dan Perilaku
Tubuh berukuran sedang (42 cm). Warna coklat abu-abu. Mahkota coklat gelap kemerahan. Bagian sisi dan punggung coklat kemerahan. Sayap berspekulum kehitaman berbaur hijau-biru mengkilap. Jantan sedikit lebih besar dari betina dan ada tonjolan tulang pada dahi. Iris coklat merah, paruh abu-abu kebiruan dengan bercak kuning dekat ujungnya, kaki dan tungkai abu-abu.
Burung ini hidup berpasangan atau dalam kelompok. Sarang berupa tumpukan bulu halus, pada permukaan tanah atau lubang pohon. Telur berwarna krem, jumlah 8-10 butir. Berbiak bulan April-Agustus, November.
Habitat dan Makanan
Itik benjut endemik di pulau Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Nusa Tenggara, dan Kalimantan di Indonesia. Dia lebih menyukai habitat air tawar seperti danau, kolam, rawa, dan sungai berarus lambat, sering ditemukan di daerah dataran rendah dan lahan gambut. Itik benjut jantan dewasa menunjukkan bulu yang mencolok dengan kombinasi hijau zaitun gelap di kepala dan bagian atas, sedangkan bagian bawah berwarna cokelat kastanye yang kaya. Mereka memiliki tambalan berbentuk bulan sabit putih yang khas di setiap sisi wajah, memanjang dari mata ke leher. Betina, di sisi lain, memiliki penampilan cokelat yang lebih berbintik-bintik.
Itik benjut adalah herbivora dan memakan berbagai tumbuhan air, biji-bijian, dan serangga. Mereka terampil berkecimpung air, yang sering melibatkan perairan dangkal untuk mencapai makanan. Mereka juga mencari makan di darat, memakan rumput dan tanaman lainnya.
Ancaman
Menurut IUCN Red List, itik benjut saat ini diklasifikasikan sebagai “Hampir Terancam” punah. Hilangnya habitat karena pertanian, urbanisasi, dan drainase lahan basah merupakan ancaman potensial bagi kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang.
Fakta Unik
Selama musim kawin, yang biasanya terjadi dari Februari hingga Mei, itik benjut berpasangan dan membangun sarang di vegetasi yang rapat di dekat badan air. Betina membangun sarang menggunakan bahan tanaman dan melapisinya dengan bulu halus. Sarangnya tersembunyi dengan baik untuk melindungi telur dari pemangsa. Itik benjut berperan penting dalam ekosistem lahan basah dengan menyebarkan benih melalui pola makannya dan memfasilitasi pertumbuhan dan perbanyakan berbagai spesies tanaman. Dia juga berfungsi sebagai mangsa bagi predator yang lebih besar, berkontribusi pada dinamika rantai makanan yang rumit di habitatnya. Indonesia, dengan avifaunanya yang beragam, menghargai itik benjut dalam hal budaya dan ekologi. Spesies ini sering ditampilkan dalam karya seni lokal, cerita rakyat, dan upacara tradisional, yang mencerminkan pentingnya satwa liar dalam warisan negara.