Ikan Mata Biru (Pseudomugil furcatus)

Pseudomugil furcatus – Ikan Mata Biru Ekor Garpu (Popondetta furcata, Popondichthys furcatus) — Ikan Serius

Ikan Mata Biru (Forktail Blue-Eye), Si Mungil Penghuni Air Tawar Australia   

Di antara keragaman ikan air tawar Australia,   Forktail Blue-eye (Pseudomugil furcatus) atau Ikan Mata Biru mencuri perhatian dengan keindahannya yang memesona. Ikan kecil berwarna cerah ini tidak hanya menarik bagi aquarist, tetapi juga menjadi subjek penting dalam studi ekosistem perairan. Mari mengenalnya lebih dekat melalui taksonomi, morfologi, hingga fakta unik yang membuatnya spesial.  

  1. Taksonomi: Klasifikasi Ilmiah si Biru yang Memikat   

Ikan Mata Biru termasuk dalam famili Pseudomugilidae, kelompok ikan kecil yang dikenal dengan mata biru mencolok.

Berikut taksonominya:  

–  Kingdom: Animalia  

–  Filum: Chordata  

–  Kelas: Actinopterygii  

–  Ordo: Atheriniformes  

–  Famili: Pseudomugilidae  

–  Genus: Pseudomugil    

–  Spesies: Pseudomugil furcatus    

Nama “furcatus” merujuk pada ekornya yang bercabang (forktail). Kerabat dekatnya termasuk Pseudomugil signifer (Pacific Blue-eye).  

  1. Morfologi Satwa: Cantik dan Compact   

–  Ukuran: Hanya 4–6 cm, membuatnya salah satu ikan hias terkecil.  

–  Warna: Tubuh transparan kekuningan dengan sirip berwarna kuning, biru, atau jingga. Mata biru neon menjadi ciri khasnya.  

–  Sirip: Sirip punggung dan anal memanjang, sementara ekor bercabang seperti garpu (forktail).  

–  Sexual Dimorphism: Jantan lebih warna-warni dengan sirip yang lebih panjang dibanding betina.  

  1. Perilaku Satwa: Ramah dan Aktif   

–  Berkelompok: Hidup dalam kelompok kecil (5–10 individu) dan bersifat damai.  

–  Interaksi: Jantan sering “menari” dengan memamerkan siripnya untuk menarik betina atau menguasai wilayah.  

–  Reproduksi: Bertelur di tanaman air. Telur menetas dalam 10–14 hari, dan induk tidak merawat anaknya.  

  1. Habitat Satwa: Air Jernih nan Tenang   

Ikan ini endemik di  Papua Nugini dan Australia timur (Queensland), khususnya di:  

– Sungai berarus lambat.  

– Rawa dan rawa hutan hujan.  

– Kolam dengan vegetasi padat dan substrat berpasir.  

Mereka sensitif terhadap polusi, sehingga hanya ditemukan di perairan bersih.  

  1. Makanan Satwa: Omnivor Pemakan Segala   

Di alam, makanan mereka meliputi:  

– Plankton.  

– Mikroorganisme.  

– Serangga kecil.  

– Alga.  

Dalam akuarium, mereka bisa diberi pakan flake, artemia, atau daphnia.  

  1. Ancaman terhadap Satwa: Terancam oleh Perubahan Lingkungan   

–  Alih Fungsi Lahan: Pengeringan rawa untuk pertanian merusak habitat.  

–  Polusi: Limbah pertanian (pestisida) mencemari perairan.  

–  Perubahan Iklim: Kekeringan mengancam ketersediaan air.  

–  Perdagangan Ikan Hias: Populasi liar menurun akibat over-harvesting.  

IUCN memasukkan mereka dalam kategori  Rentan (Vulnerable) .  

Berlangganan Layanan Email Kami

Dapatkan informasi mengenai Promo dan Kegiatan di Jagat Satwa Nusantara