Iguana Pisang
NAMA | NAME
IGUANA EKOR-DURI PISANG
WESTERN SPINY-TAILED IGUANA
(Ctenosaura pectinata)
TAKSONOMI | TAXONOMY
Kerajaan Animalia Kingdom
Filum Chordata Phylum
Kelas Reptilia Class
Ordo Squamata Order
Famili Iguanidae Family
Genus Ctenosaura Genus
Ctenosaura pectinata, umumnya dikenal sebagai iguana ekor-duri pisang, adalah spesies reptil menarik yang termasuk dalam famili iguana, Iguanidae. Berasal dari Meksiko, spesies ini dikenal karena penampilannya yang unik dan perilakunya yang menarik. Iguana ekor-duri pisang adalah kadal berwarna gelap (cokelat, abu-abu kehitaman) berukuran sedang hingga besar dengan tubuh kekar dan ekor berduri yang khas, yang memberinya nama umum. Panjangnya bisa mencapai sekitar 130 cm untuk jantan dan 100 cm untuk betina, dengan sebagian besar panjang itu terdiri dari ekor. Sisik di punggungnya kasar dan berduri, memberikan penampilan yang unik.
Ctenosaura pectinata, commonly known as the western spiny-tailed iguana, is a fascinating species of reptile that belongs to the iguana family, Iguanidae. Native to Mexico, this species is known for its unique appearance and intriguing behaviors. The western spiny-tailed iguana is a dark colored (brown, greyish-black) medium to large-sized lizard with a stout body and a distinctive spiny tail, which gives it its common name. It can reach a length of about 130 cm for males and 100 cm for females, with a large portion of that length comprising the tail. The scales on its back are rough and spiky, providing it with a unique appearance.
DISTRIBUSI DAN HABITAT | DISTRIBUTION AND HABITAT
Spesies ini endemik Meksiko. Dia terutama menghuni daerah gersang, termasuk daerah berbatu, semak belukar, dan hutan berduri. Diketahui lebih menyukai iklim kering dan panas.
This species is endemic to Mexico. It primarily inhabits arid regions, including rocky areas, scrublands, and thorn forests. It is known to prefer dry, hot climates.
DIET DAN NUTRISI | DIET AND NUTRITION
Iguana ekor-duri pisang adalah herbivora dan memiliki pola makan yang beragam. Mereka terutama memakan berbagai bahan tanaman, termasuk buah-buahan.
Western spiny-tailed iguanas are herbivorous and have a diverse diet. They mainly feed on various plant materials, including fruits.
SIFAT UTAMA DAN FAKTA UNIK | KEY TRAITS AND FUN FACTS
Iguana ini bersifat diurnal, artinya mereka aktif di siang hari. Mereka umumnya terestrial tetapi merupakan pemanjat yang terampil dan dapat memanjat pohon atau singkapan berbatu. Iguana ekor-duri pisang dikenal karena kelincahan dan kecepatannya, dan mereka bisa sangat waspada dan waspada terhadap lingkungan sekitar. Perkembangbiakan iguana ekor-duri pisang biasanya terjadi selama musim hujan. Jantan terlibat dalam perebutan teritorial dan perilaku agresif untuk membangun dominasi dan memikat pasangan. Betina bertelur di liang atau tempat terlindung lainnya, dengan jumlah telur yang bisa mencapai 50 telur. Masa inkubasi berlangsung kurang lebih 90 hari.
These iguanas are diurnal, meaning they are active during the daytime. They are generally terrestrial but are skilled climbers and may ascend trees or rocky outcrops. Western spiny-tailed iguanas are known for their agility and speed, and they can be quite alert and wary of their surroundings. Breeding in western spiny-tailed iguanas typically occurs during the rainy season. Males engage in territorial displays and aggressive behaviors to establish dominance and court females. Females lay clutches of up to 50 eggs in burrows or other protected sites. The incubation period lasts approximately 90 days.
STATUS KONSERVASI | CONSERVATION STATUS
Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List, iguana ekor-duri pisang diklasifikasikan sebagai spesies “Risiko Rendah.” Hilangnya habitat, fragmentasi, dan perburuan berlebihan untuk makanan atau perdagangan hewan peliharaan menimbulkan potensi ancaman bagi populasi mereka.
According to the International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List, the western spiny-tailed iguana is classified as a species of “Least Concern.” Habitat loss, fragmentation, and overhunting for food or the pet trade pose potential threats to their populations.