Gabus Toman Kembang

Jagat Satwa Nusantara Gabus Toman Kembang - Jagat Satwa Nusantara

Ikan Gabus Toman Kembang

Ikan Gabus Toman Kembang (Channa marulioides) adalah salah satu spesies ikan predator air tawar yang terkenal karena keindahan coraknya yang mencolok. Ikan ini termasuk dalam keluarga Channidae dan banyak ditemukan di perairan Asia Tenggara. Selain menjadi incaran para pemancing, Toman Kembang juga populer di kalangan penghobi ikan hias karena penampilannya yang eksotis.

Taksonomi

  • Kingdom: Animalia
  • Filum: Chordata
  • Kelas: Actinopterygii
  • Ordo: Anabantiformes
  • Famili: Channidae
  • Genus: Channa
  • Spesies: Channa marulioides

Morfologi 

Tubuh Ikan Toman berbentuk memanjang dan ramping, warna dasar tubuh cokelat kehijauan atau keemasan dengan bintik-bintik besar berwarna oranye, merah, atau hitam. Pada bagian belakang tubuhnya terdapat pola “ocelli” (bintik mirip mata), yang berfungsi sebagai kamuflase atau pengalih perhatian predator. Bentuk sirip dorsal (punggung) dan anal memanjang, memberikan kesan gesit saat berenang. Kepala besar dengan mulut lebar dan gigi tajam, adaptasi sebagai predator.

Perilaku Satwa 

  • Agresif dan teritorial, terutama saat musim kawin atau melindungi wilayahnya.
  • Soliter, tetapi kadang terlihat berpasangan saat berkembang biak.
  • Dapat melompat keluar air untuk menangkap mangsa atau menghindari ancaman.

Habitat 

  • Menghuni sungai berarus lambat, rawa, danau, dan daerah banjir dengan vegetasi lebat.
  • Lebih menyukai perairan dengan dasar berlumpur dan banyak tempat persembunyian, seperti akar pohon atau reruntuhan kayu.
  • Tersebar di Thailand, Malaysia, Indonesia (Sumatra, Kalimantan), dan Kamboja.

Pakan

Ikan ini adalah hewan Karnivora, memangsa ikan kecil, udang, katak, serangga air, bahkan reptil kecil. Pemburu oportunistik yang mengandalkan serangan cepat untuk menangkap mangsa. Saat masih juvenil, cenderung memakan plankton dan larva serangga.

Ancaman terhadap Satwa

  • Penangkapan berlebihan untuk perdagangan ikan hias dan konsumsi.
  • Perusakan habitat akibat deforestasi, alih fungsi lahan, dan pencemaran sungai.
  • Kompetisi dengan spesies invasif yang lebih agresif.
  • Perubahan iklim yang memengaruhi kualitas air dan ketersediaan mangsa.

Fakta Unik

  • Dapat bertahan hidup di air yang sangat keruh karena memiliki kemampuan bernapas dari udara.
  • Induk jantan menjaga telur dan anaknya hingga cukup besar untuk mandiri.
  • Pola warna berubah seiring pertumbuhan, membuat juvenil dan dewasa terlihat berbeda.
  • Dijuluki “Snakehead” karena bentuk kepalanya yang mirip ular.
  • Bisa merayap di darat dalam waktu singkat untuk pindah ke perairan lain jika habitatnya mengering.

Berlangganan Layanan Email Kami

Dapatkan informasi mengenai Promo dan Kegiatan di Jagat Satwa Nusantara