Elang-alap kelabu

Elang alap Kelabu : Keindahan dan Misteri Burung Pemangsa

Elang alap kelabu (Accipiter hiogaster) adalah salah satu burung pemangsa yang memikat hati dengan kecantikan dan perilaku misteriusnya. Dengan warna bulu yang unik dan kebiasaan berburunya yang menarik, elang alap kelabu menjadi subjek yang menarik untuk dipelajari.

Morfologi Satwa

Elang alap kelabu memiliki kepala dan punggungnya berwarna abu-abu pucat, ujung sayap gelap, dada dan ekor berwarna abu-abu, dan bagian bawah berwarna putih. Menariknya, elang alap kelabu adalah satu-satunya burung pemangsa di dunia yang sepenuhnya berwarna putih. Elang alap kelabu memiliki tubuh berukuran sekitar 40–55 cm dengan bentangan sayap 70–110 cm. Burung betina jauh lebih besar daripada burung jantan, dengan berat sekitar 680 gram, sedangkan burung jantan hanya sekitar 350 gram.

Perilaku dan Suara Satwa

Elang alap kelabu mengeluarkan serangkaian nada samar yang terdiri dari delapan hingga sepuluh nada. Nada-nada ini lambat, tinggi, dan lemah, menciptakan kesan misterius.

Habitat Satwa

Elang alap kelabu banyak ditemukan di sepanjang pantai utara, timur, dan selatan-timur Australia, Tasmania, dan kadang-kadang di Barat Australia, Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, Selandia Baru, Papua Barat, dan Kepulauan Solomon.

Makanan Satwa

Elang alap kelabu biasanya berburu mamalia seperti kelinci, posum, dan kelelawar. Mereka juga memakan burung, reptil, dan serangga. Perburuan sering dilakukan secara sembunyi-sembunyi, tetapi kadang-kadang mereka mengejar mangsanya sebelum menangkap dengan cakarnya.

Ancaman Terhadap Satwa

Status konservasi Elang alap kelabu tergolong rendah (Risiko Rendah) menurut IUCN. Namun, perubahan habitat dan aktivitas manusia tetap menjadi ancaman bagi populasi mereka.

Fakta Unik

Elang alap kelabu adalah satu-satunya burung pemangsa di dunia yang sepenuhnya berwarna putih. Suara mereka yang misterius menambah daya tarik dan keunikan spesies ini. Elang alap kelabu merupakan binatang monogami. Mereka berpasangan seumur hidup dan berkembang biak dari bulan Juli sampai Desember. Sarang mereka dibuat di pohon yang tinggi dengan menggunakan ranting yang dilapisi dedaunan. Burung betina akan bertelur 2–3 butir, dengan masa pengeraman sekitar 35 hari. Anak burung akan menjadi dewasa 35–40 hari setelah menetas. Selama masa berkembang biak, burung betina menghabiskan waktu mengerami dan memberi makan anaknya, sementara burung jantan berburu.

Berlangganan Layanan Email Kami

Dapatkan informasi mengenai Promo dan Kegiatan di Jagat Satwa Nusantara