Belut Air Tawar

Lamnostoma kampeni, Freshwater snake-eel

1. Nama Ilmiah:

  • Lamnostoma kampeni

2. Nama Umum (non formal):

  • Belut kampeni

  • Belut air tawar Kampen

  • Kampen’s eel

3. Klasifikasi Ilmiah:

  • Famili: Ophichthidae (belut ular / snake eels)

  • Ordo: Anguilliformes

  • Kelas: Actinopterygii

4. Habitat:

  • Ditemukan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Thailand.

  • Hidup di perairan tawar seperti sungai, rawa, dan muara yang berlumpur.

  • Kadang bisa ditemukan di daerah dengan pengaruh pasang surut, menunjukkan kemampuan toleransi terhadap salinitas.

5. Ukuran:

  • Umumnya panjangnya antara 30–60 cm, tapi bisa lebih besar tergantung habitat dan usia.

6. Penampilan:

  • Tubuh panjang dan silindris seperti ular, kepala meruncing dengan mulut kecil.

  • Warna tubuh biasanya kecoklatan hingga abu gelap, membantu berkamuflase di dasar lumpur atau pasir.


Fakta Menarik

1. Nama ilmiah menghormati ahli zoologi
Nama “kampeni” berasal dari Dr. Pieter Nicolaas van Kampen, seorang ahli zoologi Belanda yang banyak meneliti fauna Indonesia di awal abad ke-20.

2. Belut ini bisa hidup di air payau dan air tawar
Lamnostoma kampeni menunjukkan kemampuan adaptasi terhadap variasi kadar garam, sehingga bisa ditemukan di daerah muara hingga ke hulu sungai.

3. Hidup di dasar dan menggali lumpur
Belut ini adalah penggali aktif, menghabiskan waktu bersembunyi di lumpur atau pasir. Ia sering hanya menampakkan kepala, menunggu mangsa lewat.

4. Pemakan serangga dan invertebrata kecil
Mereka memakan larva serangga, udang kecil, cacing, dan kadang ikan kecil, menjadikannya predator bentik yang penting dalam ekosistem sungai.

5. Nokturnal dan pemalu
Lamnostoma kampeni lebih aktif pada malam hari dan sangat sensitif terhadap cahaya atau gangguan. Sulit diamati langsung tanpa teknik khusus.

6. Masih sedikit diteliti
Dibandingkan dengan belut dari genus Anguilla, Lamnostoma kampeni adalah spesies yang masih kurang mendapat sorotan ilmiah, sehingga banyak aspek biologinya belum diketahui detail.

7. Kadang tertangkap sebagai hasil sampingan
Di beberapa wilayah Indonesia, belut ini kadang tertangkap saat nelayan mencari ikan dasar. Namun karena tidak banyak dikenal, ia sering dilepaskan atau tidak dikonsumsi.

Berlangganan Layanan Email Kami

Dapatkan informasi mengenai Promo dan Kegiatan di Jagat Satwa Nusantara