Baung Jaksa, Si Ikan Berkumis Penghuni Sungai Tropis
- Taksonomi: Klasifikasi Ilmiah yang Jelas
Baung jaksa (Hemibagrus nemurus) termasuk dalam famili Bagridae dan ordo Siluriformes (ikan berkumis). Spesies ini kerap disebut Asian river catfish dan memiliki kerabat dekat seperti baung (Hemibagrus wyckii) dan lele (Clarias spp.). Meski mirip dengan lele lokal, baung jaksa memiliki ciri khas pada duri sirip dan pola warna tubuhnya.
2. Morfologi Satwa: Bentuk Tubuh yang Khas
– Tubuh: Memanjang, agak pipih di bagian depan, dan semakin ramping ke belakang.
– Warna: Abu-abu kehitaman atau kecokelatan dengan perut putih kekuningan.
– Kumis (barbel): Memiliki 4 pasang sungut (2 di rahang atas, 2 di rahang bawah) sebagai alat sensorik.
– Duri: Sirip dada dan dorsal memiliki duri tajam yang bisa mengeluarkan racun ringan jika terkena kulit manusia.
– Ukuran: Bisa mencapai 50–70 cm di alam liar, dengan berat hingga 5 kg.
3. Perilaku Satwa: Nokturnal dan Penyendiri
– Aktif malam hari: Lebih giat mencari makan saat gelap.
– Bersembunyi di siang hari: Menyukai tempat teduh seperti lubang tepi sungai, akar pohon, atau bebatuan.
– Agresif saat terancam:Duri siripnya akan tegak untuk mempertahankan diri.
– Tidak bermigrasi jauh : Lebih suka menetap di wilayah dengan arus tenang.
4. Habitat Satwa: Penghuni Perairan Tenang
Baung jaksa menyukai:
– Sungai berarus lambat dengan dasar berlumpur atau berpasir.
– Rawa-rawa dan danau dengan vegetasi air lebat.
– Daerah banjir ( floodplain ) saat musim hujan.
Di Indonesia, spesies ini tersebar di Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Sulawesi.
5. Makanan Satwa: Karnivora yang Tidak Pilih-Pilih
Menu utamanya meliputi:
– Ikan kecil
– Udang dan crustacea
– Cacing
– Serangga air
– Sisa bahan organik (bersifat oportunistik).
Baung jaksa berburu dengan mengandalkan sungutnya untuk mendeteksi getaran mangsa di air keruh.
6. Ancaman terhadap Satwa: Tekanan Ekologi dan Antropogenik
- Penangkapan berlebihan: Diburu untuk konsumsi karena dagingnya lezat dan minim duri halus.
- Pencemaran air: Limbah pertanian dan industri mengganggu kualitas habitatnya.
- Perusakan habitat: Pembangunan bendungan, pengerukan sungai, dan deforestasi tepian sungai.
- Spesies invasif: Kompetisi dengan ikan introduksi seperti lele dumbo (Clarias gariepinus).
7. Fakta Unik: Dari Mitos hingga Potensi Budidaya
– Nama “jaksa”: Konon berasal dari durinya yang tajam seperti “hukuman” jika tidak hati-hati memegangnya.
– Racun duri: Bisa menyebabkan nyeri lokal, meski tidak mematikan bagi manusia.
– Ikan umpan: Sering digunakan pemancing untuk menarik ikan predator besar seperti gabus atau toman.