Bangau Tongtong

NAMA | NAME

BANGAU TONGTONG

LESSER ADJUTANT

(Leptoptilos javanicus)

TAKSONOMI | TAXONOMY

Kerajaan Animalia Kingdom

Filum Chordata Phylum

Kelas Aves Class

Ordo Ciconiiformes Order

Famili Ciconiidae Family

Genus Leptoptilos Genus

Spesies ini adalah salah satu burung terbesar dalam keluarga bangau, dengan ukuran dewasa sekitar 120-130 cm dan bentang sayap sekitar 200-210 cm. Bangau tongtong memiliki penampilan yang berbeda, ditandai dengan bulu yang didominasi warna hitam dengan kepala telanjang keriput dan paruh besar melengkung ke bawah. Dia juga memiliki kantong leher yang menonjol, yang menjadi lebih menonjol selama musim kawin.

This species is one of the largest birds in the stork family, with adults measuring around 120-130 cm in height and having a wingspan of approximately 200-210 cm. The lesser adjutant has a distinct appearance, characterized by a predominantly black plumage with a naked, wrinkled head and a large downward-curved bill. It also possesses a prominent neck pouch, which becomes more prominent during the breeding season.

DISTRIBUSI DAN HABITAT | DISTRIBUTION AND HABITAT

Bangau tongtong memiliki jangkauan distribusi yang luas di Asia Tenggara, termasuk negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, Myanmar, Kamboja, Thailand, dan Vietnam. Di Indonesia dapat ditemukan di berbagai daerah, antara lain Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Burung ini lebih menyukai habitat lahan basah seperti sungai, rawa, rawa, dan daerah pesisir.

The lesser adjutant has a wide distribution range across Southeast Asia, including countries like Indonesia, Malaysia, Myanmar, Cambodia, Thailand, and Vietnam. In Indonesia, it can be found in various regions, including Sumatra, Java, Bali, and Kalimantan. This bird prefers wetland habitats such as rivers, marshes, swamps, and coastal areas.

DIET DAN NUTRISI | DIET AND NUTRITION

Bangau tongtong adalah pemulung, memakan berbagai sumber makanan. Dia memiliki strategi makan yang unik, sering terlihat berkeliaran di sekitar tempat pembuangan sampah, lahan basah, dan ladang pertanian untuk mencari bangkai, makanan yang dibuang, vertebrata kecil, amfibi, reptil, dan bahkan serangga. Paruhnya yang kuat dan lehernya yang panjang memungkinkannya mengakses makanan yang sulit dijangkau.

The lesser adjutant is primarily a scavenger, feeding on a variety of food sources. It has a unique feeding strategy, often seen loitering around rubbish dumps, wetlands, and agricultural fields in search of carrion, discarded food, small vertebrates, amphibians, reptiles, and even insects. Its strong bill and long neck allow it to access hard-to-reach food items.

SIFAT UTAMA DAN FAKTA UNIK | KEY TRAITS AND FUN FACTS

Selama musim kawin, yang biasanya terjadi dari Desember hingga Februari, bangau tongtong terlibat dalam pertunjukan memikat pasangan untuk menarik pasangan. Mereka membangun sarang ranting besar di pohon-pohon tinggi, sering kali terletak di koloni spesies campuran bersama burung air lainnya. Sarang biasanya dibangun di dekat badan air, memberikan akses mudah ke sumber makanan. Betina bertelur dua hingga tiga telur, yang dierami oleh kedua induknya secara bergiliran selama sekitar 30-35 hari. Bangau tongtong berperan penting dalam ekosistemnya. Sebagai pemulung membantu dalam pengelolaan sampah dengan cara mengonsumsi bangkai dan sisa makanan sehingga mengurangi risiko penularan penyakit. Selain itu, perilaku mencari makannya membantu mengendalikan populasi vertebrata dan serangga kecil, menjaga keseimbangan ekologi dalam habitat lahan basah.

During the breeding season, which typically occurs from December to February, lesser adjutants engage in courtship displays to attract mates. They build large stick nests in tall trees, often located in mixed-species colonies alongside other waterbirds. The nests are usually constructed near water bodies, providing easy access to food sources. Females lay a clutch of two to three eggs, which both parents take turns incubating for around 30-35 days. The lesser adjutant plays a crucial role in its ecosystem. As a scavenger, it helps in waste management by consuming carrion and discarded food items, thus reducing the risk of disease transmission. Additionally, its foraging behavior helps control populations of small vertebrates and insects, maintaining ecological balance within wetland habitats.

STATUS KONSERVASI | CONSERVATION STATUS

Bangau tongtong menghadapi berbagai tantangan konservasi, terutama karena hilangnya dan degradasi habitat. Perusakan lahan basah, konversi lahan untuk pertanian, dan urbanisasi telah mengakibatkan penurunan habitat yang cocok untuk spesies ini. Akibatnya, International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List mengkategorikan bangau tongtong sebagai “Rentan.” Upaya sedang dilakukan di Indonesia dan negara-negara jangkauan lainnya untuk melindungi dan melestarikan habitatnya. Di Indonesia, organisasi konservasi, badan pemerintah, dan masyarakat lokal terlibat aktif dalam konservasi bangau tongtong. Upaya tersebut termasuk membangun kawasan lindung, melakukan penelitian tentang dinamika populasi dan ekologi, mempromosikan keterlibatan masyarakat, dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya spesies dan kebutuhan konservasi.

The lesser adjutant faces various conservation challenges, primarily due to habitat loss and degradation. Wetland destruction, conversion of land for agriculture, and urbanization have resulted in the decline of suitable habitats for this species. As a result, the International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List categorizes the lesser adjutant as “Vulnerable.” Efforts are underway in Indonesia and other range countries to protect and conserve its habitat. In Indonesia, conservation organizations, governmental bodies, and local communities are actively involved in the conservation of the lesser adjutant. Efforts include establishing protected areas, conducting research on population dynamics and ecology, promoting community engagement, and raising awareness about the species’ importance and conservation needs.

Berlangganan Layanan Email Kami

Dapatkan informasi mengenai Promo dan Kegiatan di Jagat Satwa Nusantara