Nama umum: Bangau Sandang Lawe
Nama ilmiah: Ciconia episcopus
Famili: Ciconiidae
Asal habitat: Asia Selatan dan Tenggara, Afrika Sub-Sahara
Ukuran:
- Tinggi: 75-92 cm
- Rentang sayap: 150-200 cm
- Berat: 1-1.8 kg
Harapan hidup: 15-20 tahun di alam liar
Ciri-Ciri dan Morfologi
Bangau Sandang Lawe memiliki penampilan yang sangat khas dengan bulu putih mengilap di tubuh dan sayap, kontras dengan bulu hitam mengkilap di bagian kepala, leher atas, dan ekor. Ciri paling mencolok adalah bulu halus berwarna putih seperti wol di bagian leher bawah yang memberi kesan seperti mengenakan “sandal lawe” (kain wol). Paruhnya panjang, lurus, dan berwarna merah terang dengan ujung hitam. Kakinya yang panjang berwarna merah muda atau merah tua menambah kesan anggun saat berdiri atau berjalan. Burung dewasa memiliki kulit wajah merah tanpa bulu di sekitar mata.
Habitat dan Perilaku
Burung ini menghuni berbagai habitat lahan basah termasuk rawa-rawa, sawah, tepi sungai, dan dataran banjir. Di Indonesia, mereka sering terlihat di area persawahan dan rawa di Jawa dan Sumatera. Bangau Sandang Lawe hidup soliter atau berpasangan, kadang dalam kelompok kecil. Mereka adalah penerbang yang kuat dengan kepakan sayap dalam dan stabil. Saat terbang, lehernya direntangkan lurus ke depan berbeda dengan bangau lain yang biasanya menekuk leher. Burung ini dikenal cukup berani dan sering terlihat beraktivitas dekat pemukiman manusia.
Pola Makan
Sebagai predator oportunistik, Bangau Sandang Lawe memiliki menu makanan yang bervariasi termasuk ikan kecil, katak, serangga besar, reptil, dan kadang-kadang mamalia kecil. Mereka berburu dengan metode “langsung menyambar”, berjalan perlahan di air dangkal lalu dengan cepat menusuk mangsa dengan paruhnya yang tajam. Kadang mereka juga mengikuti kerbau atau sapi di sawah untuk menangkap serangga yang terganggu oleh hewan ternak tersebut. Di beberapa daerah, mereka dikenal membantu petani dengan memakan hama sawah.
Fakta Menarik
- Bulu halus di lehernya terlihat seperti wol, memberi kesan memakai syal
- Termasuk bangau yang paling toleran terhadap keberadaan manusia
- Sarangnya besar, dibuat di pohon tinggi menggunakan ranting-ranting
- Di Bali dianggap sebagai burung suci dalam tradisi Hindu
- Populasinya semakin menurun akibat hilangnya habitat lahan basah