Ayam Hutan Merah: Si Jago dari Benua Asia
Ayam (Gallus gallus) adalah burung unggas yang berasal dari Asia Tenggara dan sebagian wilayah Asia Selatan. Sebelumnya dikenal sebagai bankiva atau ayam hutan, ayam ini merupakan spesies yang menjadi leluhur dari ayam domestik (Gallus domesticus).
Morfologi dan Perilaku
Ayam-hutan merah adalah burung berukuran sedang, dengan jantan lebih besar dari betina. Jantan memiliki bulu berwarna cerah dengan bulu mengilap, merah tembaga, leher panjang melengkung, dan jengger serta pial yang menonjol. Betina, di sisi lain, memiliki bulu cokelat kusam untuk memberikan kamuflase untuk bersarang.
Ayam-hutan merah dikenal karena panggilannya yang berbeda, termasuk “cock-a-doodle-doo” yang keras dari jantan, yang berfungsi sebagai pertunjukan teritorial dan memikat pasangan. Mereka juga menghasilkan berbagai vokalisasi lain untuk berkomunikasi dengan kawanannya.
Habitat dan Makanan
Ayam-hutan merah terutama ditemukan di daerah tropis dan subtropis di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Mereka mendiami hutan lebat, padang rumput, dan daerah pertanian, khususnya di daerah dataran rendah.
Makanan utama ayam-hutan merah terdiri dari biji-bijian, buah-buahan, serangga, vertebrata kecil, dan berbagai bahan tumbuhan. Mereka menggunakan paruhnya yang kuat dan menggaruk lantai hutan dengan kaki mereka untuk menemukan bahan makanan.
Ancaman
Ayam-hutan merah terdaftar sebagai “Risiko Rendah” pada IUCN Red List of Threatened Species. Namun, spesies tersebut menghadapi beberapa ancaman, termasuk hilangnya habitat akibat deforestasi dan konversi lahan untuk pertanian. Selain itu, hibridisasi dengan ayam kampung menimbulkan risiko terhadap kemurnian genetik populasi ayam-hutan merah.
Fakta Unik
Ayam-hutan merah dianggap sebagai nenek moyang utama ayam peliharaan (Gallus gallus domesticus). Dipercayai bahwa proses domestikasi dimulai di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, di mana ayam-hutan merah liar pertama kali dibiakkan dan dipilih untuk sifat yang diinginkan oleh manusia. Ayam-hutan merah memiliki signifikansi budaya di Indonesia. Mereka terkadang dikaitkan dengan tarian tradisional dan cerita rakyat, melambangkan keberanian dan kekuatan. Di beberapa daerah, mereka dianggap sebagai burung keramat dan dilindungi oleh masyarakat setempat.