Aneka Ragam Cupang

Cupang 

Ikan Cupang, Bidadari Petarung dari Asia Tenggara

Ikan cupang adalah sejenis ikan hias kecil dengan ukuran panjang sekitar 6-8 cm dari genus Betta. Ikan ini merupakan ikan asli Asia Tenggara, bisa ditemukan di berbagai negara seperti Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia dan Indonesia. Ikan ini biasa ditemukan perairan air tawar, seperti sungai dan danau. Makanan mereka terdiri dari zooplankton, udang kecil, cacing kecil, jentik nyamuk dan serangga-serangga yang jatuh ke air.

Ikan cupang merupakan ikan yang teritorial, dan ikan cupang jantan memiliki naluri untuk bertarung. Sebelum pertarungan dimulai, mereka melebarkan sirip dan mengembangkan insang agar tampak lebih besar. Jika tidak ada yang mengalah, maka pertarungan bisa berlarut-larut dan brutal. Kedua ikan akan saling menggigit sirip, menyebabkan luka-luka fisik, dan akan selesai saat salah satu ikan mengaku kalah atau terbunuh.

Ikan cupang terdiri dari 70 spesies. Setiap spesies memiliki warna dan bentuk tubuh yang berbeda-beda, dengan jantan yang memiliki corak warna yang lebih terang daripada betina. Hal ini membuat ikan cupang menjadi salah satu ikan hias terpopuler di dunia. Beberapa ikan cupang yang indah dan populer untuk dipelihara antara lain ikan cupang brunei (Betta macrostoma) dan cupang petarung siam (Betta splendens). 

Ikan Hias yang Populer

Ikan cupang merupakan salah satu ikan yang memiliki warna yang indah dan unik. Tidak heran jika ikan ini adalah salah satu ikan hias yang populer di masyarakat. Dikarenakan populasinya di alam yang sudah terancam punah, beberapa kolektor ikan cupang telah membudidayakan ikan ini. Ikan cupang hasil penangkaran telah dibiakkan secara selektif karena warnanya yang beragam mulai dari merah terang, hijau, biru, jingga, putih dan masih banyak lagi. Selain warna, pembiakan ini juga mempengaruhi panjang dan bentuk siripnya. Berdasarkan hasil penangkaran, ada beberapa ikan yang memiliki ekor yang lebih besar daripada badan ikan cupang itu sendiri. Salah satu bentuk yang unik dari ikan cupang hasil budidaya adalah siripnya halus seperti pita dan dan ekor yang berkibar seperti bendera.

Selain populer sebagai ikan hias karena warnanya, ikan ini juga populer karena perilakunya. Ikan ini juga terkadang diadu karena sifatnya yang agresif dan teritorial terhadap ikan cupang lainnya, seperti halnya sabung ayam. Namun kebiasaan ini sudah dilarang di beberapa negara karena mengandung unsur eksploitasi hewan (animal abuse) dan perjudian.

Sejarah Ikan Cupang menjadi Ikan Hias

Ikan cupang merupakan ikan yang berasal dari Asia Tenggara. Awalnya, ikan ini adalah ikan liar yang bisa dijumpai di sungai, rawa, dan sawah. Sejarah ikan cupang menjadi ikan peliharaan bermula dari para penduduk Thailand yang menangkap ikan-ikan ini dan dijadikan sebagai ikan petarung karena sifat ikan cupang yang agresif. Barulah di tahun 1890-an, ikan cupang mulai diperkenalkan ke Eropa dan Amerika. 

Di Indonesia sendiri, ikan cupang mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia pada 1960-an. Sama seperti di Thailand, ikan cupang awalnya hanya dikenal sebagai ikan sawah yang sering ditangkap anak-anak di Indonesia. Barulah sekitar tahun 1970-an, ikan ini kemudian diperkenalkan sebagai jenis ikan hias dan ikan aduan yang diperjualbelikan.

Dikarenakan perburuan yang besar-besaran, populasi ikan cupang pun menurun di alam hingga termasuk kategori terancam punah (endangered) berdasarkan data International Union for Conservation of Nature (IUCN). Oleh karena itu, para pengoleksi ikan cupang akhirnya mengembang biakkan ikan cupang ini hingga berlanjut pada tren kawin silang. Di Indonesia, tren kawin silang ikan cupang mulai muncul sekitar tahun 1990-an. Tren ini muncul dari tren serupa yang sebelumnya sudah populer di negara-negara lain. 

Hingga saat ini, tren memelihara ikan cupang terbilang cukup stabil. Pasalnya, ikan ini memiliki penggemarnya tersendiri dan tentunya memiliki sejumlah keistimewaan yang bikin banyak diminati.

 

Referensi

 

Berlangganan Layanan Email Kami

Dapatkan informasi mengenai Promo dan Kegiatan di Jagat Satwa Nusantara