Baning Coklat

Baning Coklat

NAMA | NAME

BANING COKELAT

ASIAN FOREST TORTOISE

(Manouria emys)

TAKSONOMI | TAXONOMY

Kerajaan Animalia Kingdom

Filum Chordata Phylum

Kelas Reptilia Class

Ordo Testudines Order

Famili Testudinidae Family

Genus Manouria Genus

Baning cokelat, diyakini sebagai salah satu kura darat paling primitif yang masih hidup, adalah raksasa lembut yang kritis dengan tempurung spektakuler! Endemik di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, spesies ini menonjol karena ukurannya yang luar biasa, dengan jantan dewasa mencapai panjang hingga 60 cm dan berat lebih dari 25 kg, menjadikannya kura darat terbesar di Asia. Karapas dan tubuhnya semuanya berwarna cokelat dan memiliki kaki yang sangat besar, bertulang, dan kuat. Baning cokelat adalah satu-satunya kura darat yang bertelur di atas tanah, di dalam sarang yang dilindungi dengan baik oleh betinanya. Dengan umur yang bisa lebih dari 100 tahun, makhluk purba ini seperti fosil hidup, mengingatkan semua akan kekayaan sejarah planet kita!

The Asian forest tortoise, believed to be among the most primitive of living tortoises, is a critically endangered gentle giant with a shell-tacular claim to fame! Endemic in Southeast Asia, including Indonesia, this species stands out for its incredible size, with adult males reaching up to 60 cm in length and weighing over 25 kg, making it the largest tortoise in Asia. Its carapace and body are all the shades of brown and it has very large, bony, strong limbs. The Asian forest tortoise is the only tortoise that lays its eggs above ground, in a nest well protected by the female. With a lifespan of over 100 years, these ancient creatures are like living fossils, reminding us of our planet’s rich history!

DISTRIBUSI DAN HABITAT | DISTRIBUTION AND HABITAT

Baning cokelat ditemukan di berbagai wilayah Asia Tenggara. Di Indonesia, baning cokelat menghuni berbagai habitat hutan di Sumatra dan Kalimantan. Mereka bersifat terestrial tetapi mungkin menjelajah ke badan air dangkal. Kura ini dikenal jinak dan damai, seringkali menunjukkan gerakan yang lambat dengan sengaja.

The Asian forest tortoise is found in various regions of Southeast Asia. In Indonesia, the Asian forest tortoise inhabits various forest habitats in Sumatra and Kalimantan. They are primarily terrestrial but may venture into shallow water bodies. These tortoises are known to be docile and peaceful in nature, often exhibiting a slow and deliberate movement.

DIET DAN NUTRISI | DIET AND NUTRITION

Makanan baning cokelat sebagian besar terdiri dari bahan tumbuhan. Mereka adalah herbivora dan mengonsumsi berbagai tumbuhan, termasuk daun dan buah-buahan. Tetapi terkadang mereka juga memakan serangga. Di penangkaran, mereka dikenal menikmati beragam makanan yang mencakup sayuran hijau, sayuran, dan buah-buahan.

The diet of the Asian forest tortoise consists mainly of plant matter. They are herbivorous and consume a variety of vegetation, including leaves and fruits. But they sometimes feed on insects. In captivity, they are known to enjoy a diverse diet that includes leafy greens, vegetables, and fruits.

SIFAT UTAMA DAN FAKTA UNIK | KEY TRAITS AND FUN FACTS

Baning cokelat dikenal karena umur panjangnya yang luar biasa. kura ini dapat hidup selama beberapa dekade, dengan beberapa individu mencapai usia lebih dari 100 tahun. Umur panjang mereka adalah salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kerentanan mereka, karena mereka membutuhkan waktu lama untuk pulih dari penurunan populasi. Baning cokelat memiliki makna budaya di Indonesia. Dia dihormati oleh beberapa komunitas adat dan sering dikaitkan dengan kebijaksanaan, umur panjang, dan ketahanan. Di daerah tertentu, gambar kura dapat ditemukan dalam kesenian tradisional, cerita rakyat, dan upacara keagamaan.

The Asian forest tortoise is known for its exceptional longevity. These tortoises can live for several decades, with some individuals reaching an age of over 100 years. Their long lifespan is one of the factors contributing to their vulnerability, as it takes them a long time to recover from population declines. The Asian forest tortoise holds cultural significance in Indonesia. It is revered by some indigenous communities and is often associated with wisdom, longevity, and resilience. In certain areas, the tortoise’s image can be found in traditional arts, folklore, and religious ceremonies.

STATUS KONSERVASI | CONSERVATION STATUS

Baning cokelat terdaftar sebagai “Kritis” terancam punah dalam International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List of Threatened Species. Spesies ini telah mengalami penurunan populasi yang signifikan karena hilangnya habitat, perdagangan satwa liar ilegal, dan perburuan daging dan cangkangnya. Upaya konservasi sedang dilakukan untuk melindungi spesies ini dan habitatnya.

The Asian forest tortoise is listed as “Critically Endangered” on the International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List of Threatened Species. The species has experienced significant population declines due to habitat loss, illegal wildlife trade, and hunting for its meat and shells. Conservation efforts are being undertaken to protect this species and its habitat.

Berlangganan Layanan Email Kami

Dapatkan informasi mengenai Promo dan Kegiatan di Jagat Satwa Nusantara