Buaya Irian
NAMA | NAME
BUAYA IRIAN
NEW GUINEA CROCODILE
(Crocodylus novaeguineae)
TAKSONOMI | TAXONOMY
Kerajaan Animalia Kingdom
Filum Chordata Phylum
Kelas Reptilia Class
Ordo Crocodylia Order
Famili Crocodylidae Family
Genus Crocodylus Genus
Buaya Irian dianggap sebagai buaya kecil (2,5-3,5 m) yang endemik di Papua dan Papua Nugini. Dengan perawakannya yang ramping, kulit berwarna cokelat muda hingga hijau zaitun, dan garis-garis gelap yang khas serta tonjolan tulang di punggung dan ekornya. Buaya ini aktif di malam hari, memakan ikan dan berbagai hewan kecil lainnya di rawa-rawa dan danau air tawar. Di siang hari kamu bisa menemukannya berjemur di bawah sinar matahari dengan kawanannya. Dia lihai bersembunyi di bawah permukaan air, hanya mengangkat mata dan lubang hidungnya untuk mengawasi mangsa potensial. Menggunakan kedua ekor dan kaki untuk mengarah dan meraih mangsanya, yang bernasib sial untuk berkenalan dengan gigi-giginya yang tajam! Dengan jumlah ratusan ribu hari ini, sulit dibayangkan bahwa pada pertengahan abad ke-20 buaya Irian diburu berlebihan karena kulitnya yang berharga.
The New Guinea crocodile is considered a small crocodile (2.5-3.5 m) endemic to Papua and New Guinea. With its slender build, light brown to olive-green skin, and a distinctive dark bands and bony ridge running down its back and tail. This crocodile is active at nights, feeding on fish and a range of other small animals in freshwater swamps, marshes and lakes. You can find it during the day basking in the sun with its pack. It cunningly lurks beneath the water’s surface, using its elevated eyes and nostrils to keep a keen eye on potential prey. Using both tail and legs to steer and reach its prey, who has the unfortunate luck to be introduced to its sharp teeth! Numbering in the hundreds of thousands today, it’s hard to imagine that in the mid-20th century the New Guinea crocodiles were over-hunted for their valuable skin.
DISTRIBUSI DAN HABITAT | DISTRIBUTION AND HABITAT
Buaya Irian endemik di habitat air tawar Papua dan Papua Nugini, termasuk sungai, danau, rawa-rawa. Dia lebih sering ditemukan di daerah dataran rendah, tetapi juga dapat ditemukan di ketinggian yang lebih tinggi.
The New Guinea crocodile is endemic to the freshwater habitats of New Guinea, including rivers, lakes, and swamps. It is primarily found in lowland areas, but can also occur at higher elevations.
DIET DAN NUTRISI | DIET AND NUTRITION
Buaya ini adalah predator oportunistik, memakan berbagai mangsa termasuk serangga, ikan, amfibi, reptil, burung, dan mamalia. Mereka sering menggunakan taktik penyergapan, bersembunyi di dalam air sampai hewan yang tidak menaruh curiga datang dalam jarak serang.
These crocodiles are opportunistic predators, feeding on a variety of prey including insects, fish, amphibians, reptiles, birds, and mammals. They often use ambush tactics, lurking in the water until an unsuspecting animal comes within striking distance.
SIFAT UTAMA DAN FAKTA UNIK | KEY TRAITS AND FUN FACTS
Buaya Irian betina membangun gundukan sarang yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan di dekat tepi air. Mereka bertelur rata-rata 20 sampai 40 telur, yang mereka jaga sampai menetas. Jenis kelamin keturunan ditentukan oleh suhu di mana telur diinkubasi.
Female New Guinea crocodiles build mound nests made of vegetation near the water’s edge. They lay an average of 20 to 40 eggs, which they guard until they hatch. The sex of the offspring is determined by the temperature at which the eggs are incubated.
STATUS KONSERVASI | CONSERVATION STATUS
Buaya Irian terdaftar sebagai “Risiko Rendah” pada IUCN Red List of Threatened Species. Namun, populasi di Indonesia menghadapi ancaman yang semakin meningkat akibat hilangnya habitat, perburuan, dan penangkapan yang tidak disengaja pada alat tangkap.
The New Guinea crocodile is listed as “Least Concern” on the IUCN Red List of Threatened Species. However, the population in Indonesia is facing increasing threats due to habitat loss, hunting, and incidental capture in fishing gear.