Biawak Pohon Biru
NAMA | NAME
BIAWAK POHON BIRU
BLUE-SPOTTED TREE MONITOR
(Varanus macraei)
TAKSONOMI | TAXONOMY
Kerajaan Animalia Kingdom
Filum Chordata Phylum
Kelas Reptilia Class
Ordo Squamata Order
Famili Varanidae Family
Genus Varanus Genus
Varanus macraei, umumnya dikenal sebagai biawak pohon biru, adalah spesies kadal menarik yang termasuk dalam famili Varanidae. Reptil yang menakjubkan ini endemik di Papua, untuk lebih spesifik, di Pulau Batanta. Ia dinamai untuk menghormati herpetologis Duncan R. Macrae, perintis Taman Reptil Rimba di Bali, Indonesia. Biawak pohon biru terkenal dengan warna birunya yang cerah dengan bintik-bintik biru yang berbeda menutupi tubuhnya. Variasi biru mencolok ini membedakannya dari spesies biawak lainnya. Ia memiliki tubuh yang ramping dan memanjang, dengan panjang rata-rata sekitar 70 cm dari moncong hingga ekor.
Varanus macraei, commonly known as the blue-spotted tree monitor, is a fascinating lizard species that belongs to the Varanidae family. This stunning reptile is native to Papua, specifically, the island of Batanta. It is named after herpetologist Duncan R. MacRae, founder of Rimba Reptile Park in Bali, Indonesia. The blue-spotted tree monitor is renowned for its vibrant blue coloration with distinct blue spots covering its body. This striking blue hue sets it apart from other monitor lizard species. It has a slender and elongated body, measuring an average length of around 70 cm from snout to tail.
DISTRIBUSI DAN HABITAT | DISTRIBUTION AND HABITAT
Biawak pohon biru endemik di hutan hujan dataran rendah Papua. Hutan hujan yang rimbun ini menyediakan habitat yang ideal untuk spesies ini, yang tumbuh subur di pepohonan, memanfaatkan vegetasi yang melimpah untuk berlindung dan mencari makan. Papua, wilayah biawak pohon biru ditemukan, terkenal akan keanekaragaman hayatinya yang luar biasa. Kehadiran spesies unik dan endemik, seperti biawak pohon biru, berkontribusi pada warisan alam yang luar biasa di wilayah tersebut.
The blue-spotted tree monitor is endemic to the lowland rainforests of Papua. These lush rainforests provide an ideal habitat for this species, which thrives in the trees, making use of the abundant vegetation for both shelter and foraging. Papua, the region in which the blue-spotted tree monitor is found, is renowned for its extraordinary biodiversity. The presence of unique and endemic species, such as the blue-spotted tree monitor, contributes to the exceptional natural heritage of the region.
DIET DAN NUTRISI | DIET AND NUTRITION
Sebagai predator oportunistik, biawak pohon biru memakan makanan yang beragam. Menunya terdiri dari berbagai invertebrata, seperti serangga dan laba-laba, serta vertebrata kecil seperti kadal dan burung. Giginya yang tajam dan rahangnya yang kuat memungkinkannya menangkap dan memakan mangsanya secara efisien.
As an opportunistic predator, the blue-spotted tree monitor feeds on a diverse diet. Its menu consists of various invertebrates, such as insects and spiders, as well as small vertebrates like lizards and birds. Its sharp teeth and powerful jaws allow it to efficiently capture and consume its prey.
SIFAT UTAMA DAN FAKTA UNIK | KEY TRAITS AND FUN FACTS
Biawak pohon biru adalah pemanjat yang mahir dan menghabiskan banyak waktunya di pepohonan. Adaptasi arboreal ini tercermin dalam ekornya yang panjang dan dapat memegang, yang membantu menjaga keseimbangan saat bernavigasi melalui cabang-cabang.
The blue-spotted monitor is an adept climber and spends a significant amount of its time in trees. This arboreal adaptation is reflected in its long and prehensile tail, which assists in maintaining balance while navigating through the branches.
STATUS KONSERVASI | CONSERVATION STATUS
Status konservasi biawak pohon biru saat ini diklasifikasikan sebagai “Terancam” punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). Ancaman utama terhadap spesies ini termasuk hilangnya habitat akibat deforestasi, serta pengumpulan ilegal untuk perdagangan hewan peliharaan.
The conservation status of the blue-spotted tree monitor is currently classified as “Endangered” by the International Union for Conservation of Nature (IUCN). The main threats to this species include habitat loss due to deforestation, as well as illegal collection for the pet trade.