Serindit melayu

Serindit melayu

NAMA | NAME

SERINDIT MELAYU

BLUE-CROWNED HANGING-PARROT

(Loriculus galgulus)

TAKSONOMI | TAXONOMY

Kerajaan Animalia Kingdom

Filum Chordata Phylum

Kelas Aves Class

Ordo Psittaciformes Order

Famili Psittaculidae Family

Genus Loriculus Genus

Loriculus galgulus, umumnya dikenal sebagai serindit Melayu, adalah spesies burung kecil dan berwarna-warni yang termasuk dalam keluarga burung beo Psittaculidae. Dia tersebar luas di seluruh Asia Tenggara, termasuk beberapa wilayah di Indonesia. Spesies ini dikenal karena bulunya yang semarak dan perilakunya yang unik. Spesies nuri kecil ini berukuran panjang sekitar 12 cm. Serindit Melayu jantan dicirikan oleh bulunya yang cerah, terdiri dari tubuh hijau, mahkota biru cerah, dan bercak merah di tenggorokan. Betina memiliki penampilan yang mirip tetapi tidak memiliki bercak tenggorokan merah.

Loriculus galgulus, commonly known as the blue-crowned hanging-parrot, is a small and colorful bird species belonging to the parrot family Psittaculidae. It is widely distributed across Southeast Asia, including several regions in Indonesia. This species is known for its vibrant plumage and unique behaviors. This small parrot species measures approximately 12 cm in length. The male blue-crowned hanging-parrot is characterized by its vibrant plumage, consisting of a green body, bright blue crown, and red patch on the throat. The female is similar in appearance but lacks the red throat patch.

DISTRIBUSI DAN HABITAT | DISTRIBUTION AND HABITAT

Serindit Melayu adalah hewan asli dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Filipina. Di Indonesia dapat ditemukan di berbagai daerah seperti Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. Di dalam kawasan ini, burung beo menghuni berbagai habitat, termasuk hutan dataran rendah dan pegunungan.

The blue-crowned hanging-parrot is native to a wide range of countries, including Indonesia, Malaysia, Thailand, Cambodia, Vietnam, and the Philippines. In Indonesia, it can be found in various regions such as Sumatra, Java, and Borneo. Within these areas, the parrots inhabit a variety of habitats, including lowland and montane forests.

DIET DAN NUTRISI | DIET AND NUTRITION

Serindit Melayu terutama memakan buah-buahan, nektar, dan serangga. Mereka memiliki lidah berujung sikat khusus yang memungkinkan mereka mengekstraksi nektar dari bunga, menjadikan mereka penyerbuk penting di dalam habitatnya.

Blue-crowned hanging-parrots primarily feed on fruits, nectar, and insects. They have a specialized brush-tipped tongue that allows them to extract nectar from flowers, making them important pollinators within their habitat.

SIFAT UTAMA DAN FAKTA UNIK | KEY TRAITS AND FUN FACTS

Salah satu perilaku yang paling khas dari spesies nuri ini adalah kemampuannya untuk menggantung terbalik. Mereka menggunakan paruh dan kakinya yang kuat untuk menempel di dahan saat makan atau beristirahat, membuat mereka tampak seperti burung beo yang “menggantung”. Serindit Melayu membentuk pasangan monogami selama musim kawin. Mereka membangun sarangnya di rongga pohon atau gundukan rayap, menggunakan serpihan kayu dan dedaunan untuk menciptakan lingkungan yang nyaman bagi telurnya. Betina biasanya bertelur dua hingga empat telur, yang dierami oleh kedua induknya selama sekitar 21 hari.

One of the most distinctive behaviors of this parrot species is its ability to hang upside down. They use their strong beak and feet to cling to branches while feeding or resting, giving them the appearance of “hanging” parrots. Blue-crowned hanging-parrots form monogamous pairs during the breeding season. They construct their nests in tree cavities or termite mounds, using wood chips and leaves to create a comfortable environment for their eggs. The female typically lays two to four eggs, which are incubated by both parents for about 21 days.

STATUS KONSERVASI | CONSERVATION STATUS

Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List, serindit Melayu dikategorikan sebagai spesies “Risiko Rendah.” Meskipun tidak ada ancaman besar terhadap populasinya, spesies ini mungkin menghadapi beberapa tekanan lokal karena kehilangan dan fragmentasi habitat.

According to the International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List, the blue-crowned hanging-parrot is categorized as a species of “Least Concern.” While there are no major threats to its population, the species may face some localized pressures due to habitat loss and fragmentation.

Berlangganan Layanan Email Kami

Dapatkan informasi mengenai Promo dan Kegiatan di Jagat Satwa Nusantara