Empat mahasiswa Universitas Negeri Semarang: Arsedia, Bunga, Widya, dan Nabila memilih menghabiskan masa magangnya di Jagat Satwa Nusantara (JSN). Dengan latar belakang Seni Rupa dan Desain Komunikasi Visual, mereka berempat bersama-sama membawa semangat yang sama menyalurkan kreativitas untuk mendukung pelestarian lingkungan dan dunia satwa.

Arsedia berperan aktif dalam pembuatan berbagai desain grafis untuk media sosial dan promosi JSN. Sebagai lembaga konservasi, JSN banyak menggunakan elemen foto satwa untuk menyampaikan pesan edukatif dan informatif kepada publik.
“Ternyata, sekadar membuat greetings feed pun butuh pertimbangan khusus. Aku jadi belajar banyak, baik dari sisi teknis seperti penggunaan Photoshop, maupun dari segi komposisi visual agar pesan bisa tersampaikan dengan jelas.”
Selain itu, ia telah menghasilkan lebih dari 25 desain feed, serta berbagai karya lain seperti Instagram Story, thumbnail Reels, poster, signage, hingga ilustrasi dan logo merchandise. Salah satu proyek yang paling berkesan baginya adalah ketika dipercaya membuat desain ilustrasi untuk merchandise bertajuk WildBadge, yang mengusung tema ceria dan penuh warna.
“Magang di JSN benar-benar membuka pikiranku. Aku belajar banyak hal baru, mengeksplorasi skill yang sudah kupunya, dan pastinya jadi lebih semangat untuk terus berkembang di dunia kreatif,” ungkap Arsedia.

Sementara itu, Bunga lebih banyak berkecimpung di dunia dokumentasi dan konten visual. Ia mengabadikan berbagai momen di lapangan mulai dari kegiatan feeding time, interaksi pengunjung dengan satwa, hingga acara-acara edukatif JSN.
“Dari tugas ini, saya belajar bahwa bukan hanya soal ‘mengambil gambar yang bagus’, tetapi juga tentang menangkap suasana dan emosi dalam satu frame.”
Tak hanya di balik kamera, Bunga juga beberapa kali tampil sebagai talent promosi untuk konten media sosial.
“Awalnya aku gugup berbicara di depan kamera,” kenangnya. “Tapi ternyata seru! Aku belajar mengekspresikan diri dengan natural dan menyampaikan pesan konservasi dengan cara yang ringan.”
Tak hanya itu, Bunga juga terlibat dalam berbagai pekerjaan kreatif lainnya, seperti membuat thumbnail video, mendesain feed Instagram, membuat ilustrasi merchandise, serta melakukan pemotretan produk merchandise dan makanan. Semua ini menjadi wadah untuk menyalurkan kreativitas sekaligus mengasah kemampuan desain yang ia pelajari di kampus.

Sama halnya dengan Bunga, Widya juga berfokus pada dokumentasi foto dan video, terutama kegiatan internal dan acara publik. Ia mengaku banyak belajar menghadapi situasi yang dinamis di lapangan.
“Di sini aku belajar untuk lebih sabar dan kreatif mencari angle terbaik. Soalnya, hewan-hewan nggak bisa kita atur posenya, ” ujar Widya.
Selama magang, Widya memegang tanggung jawab besar dalam dokumentasi berbagai acara, seperti pelepasan ikan pada Hari Sungai, kunjungan rombongan tamu, hingga momen spesial seperti breeding satwa, serta kegiatan lainnya yang juga berhubungan dengan satwa. Ia juga beberapa kali berkesempatan membantu pembuatan konten komersial dan pemotretan merchandise JSN seperti baju, tumbler, dan boneka.

Sedangkan Nabila banyak terlibat dalam berbagai proyek kreatif mulai dari merancang konten media sosial, poster, signage, hingga ilustrasi untuk merchandise. Salah satu pengalaman paling berkesan baginya adalah ketika dipercaya membuat ilustrasi bertema satwa untuk media pembelajaran Junior Zookeeper.
“Dari project itu, saya belajar banyak tentang penerapan karakter desain yang cheerful dan edukatif sekaligus tetap selaras dengan identitas JSN,” ujar Nabila.
Melalui setiap karya, Nabila menyadari bahwa inspirasi bisa datang dari mana saja bisa dari warna sisik ikan, kicauan burung, hingga pola unik serangga yang jarang diperhatikan.
***
Bagi Arsedia, Bunga, Widya, dan Nabila, magang di Jagat Satwa Nusantara tak hanya menambah pengalaman profesional, tapi juga memperluas cara pandang mereka terhadap dunia kreatif. Di balik setiap karya, ada proses panjang yang melibatkan kolaborasi lintas divisi, mulai dari berdiskusi, berbagi ide, hingga menyesuaikan pesan agar selaras dengan visi konservasi. Dari sana, mereka memahami bahwa bukan hanya soal desain yang menarik, tetapi juga bagaimana karya visual dapat mendukung pesan konservasi yang ingin disampaikan.