Meerkat

Nama umum: Meerkat

Nama ilmiah: Suricata suricatta

Famili: Herpestidae

Asal habitat: Afrika bagian selatan

Ukuran: Panjang tubuh sekitar 25–35 cm, dengan ekor sepanjang 17–25 cm

Harapan hidup: 6–8 tahun


Ciri-Ciri dan Morfologi

Meerkat memiliki tubuh ramping, kaki panjang, dan ekor lurus yang sering digunakan untuk menopang tubuh saat berdiri tegak. Wajahnya runcing dengan hidung hitam, telinga kecil yang bisa ditutup saat menggali, serta mata besar dengan lingkaran gelap yang berfungsi melindungi dari cahaya matahari gurun. Bulu mereka berwarna cokelat kekuningan dengan garis-garis gelap di punggung, sedangkan bagian bawah tubuh lebih terang. Cakar depannya panjang dan kuat, beradaptasi untuk menggali.


Habitat dan Perilaku

Meerkat hidup di habitat gurun, savana kering, hingga padang semak terbuka. Mereka dikenal sebagai hewan sosial yang hidup berkelompok dalam koloni (clan atau mob) berisi 10–40 individu.
Perilaku unik meerkat adalah sering berdiri tegak di atas dua kaki, sambil mengawasi lingkungan sekitar. Beberapa anggota bertugas sebagai penjaga (sentry) untuk memperingatkan kelompok dari ancaman predator. Mereka menggali sistem liang yang luas dan kompleks untuk tempat berlindung dari panas serta predator.


Pola Makan

Meerkat adalah omnivora oportunistik. Makanan utamanya adalah serangga, laba-laba, kalajengking, dan invertebrata kecil, tetapi mereka juga memakan telur, kadal kecil, ular, mamalia kecil, serta buah atau akar. Meerkat memiliki kemampuan unik untuk tahan terhadap bisa kalajengking tertentu, sehingga bisa memakan mangsa berbahaya yang dihindari satwa lain.


Fakta Menarik

  • Meerkat dikenal dengan postur berdiri tegak di atas dua kaki, menjadikannya satwa ikonik gurun Afrika.

  • Mereka memiliki sistem sosial yang mirip “masyarakat kecil”, dengan pemimpin dominan dan pembagian tugas.

  • Saat berjemur di pagi hari, meerkat sering menghadap matahari dengan perut terbuka untuk menghangatkan tubuh setelah malam yang dingin.

  • Anak meerkat dilatih berburu oleh anggota dewasa, misalnya diajarkan cara menangani kalajengking tanpa disengat.

  • Suara panggilan mereka beragam dan kompleks, digunakan untuk berkomunikasi tentang bahaya, lokasi makanan, hingga koordinasi kelompok.

Berlangganan Layanan Email Kami

Dapatkan informasi mengenai Promo dan Kegiatan di Jagat Satwa Nusantara