Semah Daun

Semah Mahseer (Tor douronensis) - Joel Sartore

Nama umum: Semah Daun

Nama ilmiah: Tor douronensis

Famili: Cyprinidae

Asal habitat: Asia Tenggara

Ukuran: 40–60 sentimeter

Harapan hidup: 10 hingga 20 tahun


Ciri-Ciri dan Morfologi

Tubuh Tor douronensis memanjang dan berotot dengan sisik berukuran relatif besar dan berwarna keperakan hingga keemasan. Bagian punggung berwarna lebih gelap, sedangkan sisi tubuhnya sering kali berkilau saat terkena cahaya. Kepalanya relatif besar dengan mulut terminal hingga sub-terminal yang dilengkapi bibir tebal dan berdaging, salah satu ciri khas ikan tor. Siripnya transparan hingga kemerahan, menambah keindahan penampilannya.


Habitat dan Perilaku

Spesies ini menyukai habitat sungai pegunungan dengan arus deras, dasar berbatu, dan air yang jernih. Tor douronensis dikenal sebagai perenang tangguh yang mampu bertahan di arus kuat. Mereka umumnya hidup berkelompok, terutama saat masih muda, tetapi individu dewasa bisa lebih soliter atau membentuk kelompok kecil. Ikan ini juga memiliki kecenderungan bermigrasi ke hulu sungai selama musim pemijahan.


Pola Makan

Tor douronensis adalah ikan omnivora dengan kecenderungan herbivora. Mereka memakan berbagai jenis tumbuhan air, alga, biji-bijian yang jatuh ke sungai, serta serangga atau invertebrata kecil. Dalam beberapa kondisi, ikan ini juga diketahui memakan buah-buahan hutan yang jatuh ke perairan. Kebiasaan makan ini menjadikan mereka penghubung penting antara ekosistem daratan dan sungai.


Fakta Menarik

  • Di Indonesia, Tor douronensis dikenal dengan berbagai nama lokal, misalnya ikan semah, ikan kancra, atau ikan dewa.

  • Dipercaya sebagai ikan sakral di beberapa daerah, terutama di Jawa Barat (Cibulan, Kuningan), di mana masyarakat tidak menangkapnya karena alasan budaya dan spiritual.

  • Mampu hidup puluhan tahun, menjadikannya salah satu ikan air tawar dengan umur panjang.

  • Memiliki peran penting dalam ekosistem sungai karena membantu menyebarkan biji-bijian dan menjaga keseimbangan nutrien.

  • Populasinya kini mulai terancam akibat penangkapan berlebihan, kerusakan habitat, dan polusi sungai.

Berlangganan Layanan Email Kami

Dapatkan informasi mengenai Promo dan Kegiatan di Jagat Satwa Nusantara