Cendrawasih merupakan satwa endemik Indonesia bagian timur yang terkenal keunikan dan keindahannya. Konservasi eksitu di Taman Burung Jagat Satwa Nusantara (JSN) menjadi salah satu upaya pelestarian sekaligus sarana edukasi satwa ini. Upaya konservasi eksitu tidak terlepas dari berbagai risiko penyakit, salah satunya helminthiasis atau kecacingan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi helminthiasis pada burung cendrawasih di karantina dan penangkaran Taman Burung JSN. Metode penelitian yang digunakan berupa uji flotasi. Hasil positif uji flotasi didapatkan pada pengambilan sampel pertama Cendrawasih Dewata Raja (Cicinnurus regius) TB.PK.017. Infeksi ditemukan dengan ciri telur cestoda Raillietina spp. sebanyak 4 telur cacing ditemukan dan dikategorikan sebagai derajat infeksi ringan. Faktor seperti kandang yang lebih terbuka, pakan berpotensi sebagai vektor, infestasi ektoparasit, atau burung memakan inang antara di lingkungan membuat penangkaran berpotensi tinggi terhadap helminthiasis. Kejadian positif pada minggu pertama dan negatif pada minggu selanjutnya dapat disebabkan karena infeksi tergolong ringan sehingga masih dapat dieliminasi oleh imunitas tubuh. Tindakan preventif dan kuratif yang dilakukan juga membantu mencegah masuknya agen dan mengeliminasi agen penyakit. Manajemen pemeliharaan yang dilakukan Taman Burung JSN dalam menangani kasus helminthiasis sudah cukup baik akan tetapi, risiko kejadian helminthiasis di karantina dan penangkaran tetap ada.