Burung memiliki mobilitas tinggi, peran penting dalam ekosistem, dan keanekaragamannya dapat menjadi indikator kestabilan lingkungan. Salah satu upaya pelestarian burung dilakukan secara ex-situ di Taman Burung Jagat Satwa Nusantara TMII, yang menampilkan koleksi burung terlengkap di Indonesia sesuai persebaran fauna Garis Wallace. Salah satu spesies yang dilestarikan adalah kuau raja (Argusianus argus), burung berpenampilan indah dengan bulu bercorak “ratusan mata” yang populasinya menurun akibat kerusakan habitat dan perburuan. Spesies ini hidup di hutan tropis Sumatera dan Kalimantan pada ketinggian 500–1.200 mdpl, berstatus Vulnerable dalam IUCN Red List, masuk CITES Appendix II, dan dilindungi menurut Permen LHK No. P.106/2018. Kuau raja jantan dan betina memiliki perbedaan ukuran dan perilaku, sehingga perilaku harian perlu diamati untuk mendukung upaya pencegahan kepunahan.