Kerak Ungu

Kerak Ungu: Nyanyian Merdu di Perkotaan

Acridotheres tristis, umumnya dikenal sebagai kerak ungu, adalah spesies burung yang termasuk dalam famili jalak, Sturnidae. Dia asli di Asia Tenggara tetapi telah diperkenalkan ke banyak bagian dunia, termasuk Indonesia. Kerak ungu adalah burung yang sangat mudah beradaptasi dan cerdas yang dikenal karena vokalisasi dan perilakunya yang berani.

Morfologi dan Perilaku

Kerak ungu adalah burung berukuran sedang, berukuran panjang sekitar 23 cm dan berat sekitar 120 g. Ia memiliki tubuh cokelat dengan kepala hitam, paruh kuning, dan kulit mata kuning. Sayap memiliki bercak putih, yang paling terlihat selama penerbangan. Kerak ungu diperkenalkan ke Indonesia pada pertengahan abad ke-20 untuk mengendalikan hama serangga di bidang pertanian. Namun, karena kemampuan beradaptasi dan perilaku agresifnya, ia telah menjadi spesies invasif yang berhasil di beberapa daerah. Kerak ungu diketahui bersaing dengan spesies burung asli untuk sumber daya dan lokasi bersarang, yang menyebabkan kekhawatiran tentang dampaknya terhadap keanekaragaman hayati lokal.

Habitat dan Makanan

Kerak ungu berasal dari Asia Selatan, termasuk India, Pakistan, Sri Lanka, dan Bangladesh. Dia telah diperkenalkan ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia, di mana ia ditemukan di daerah perkotaan dan pedesaan. Di Indonesia, kerak ungu banyak ditemukan di kota-kota, pedesaan, daerah pertanian, dan tepi hutan.

Kerak ungu adalah omnivora dan memiliki makanan bervariasi yang mencakup serangga, buah-buahan, biji-bijian, nektar, dan bahkan sisa makanan manusia. Di perkotaan, mereka sering mengais makanan di sekitar tempat pembuangan sampah dan tempat makan outdoor. Perilaku makan yang dapat beradaptasi ini telah berkontribusi pada keberhasilan pendirian mereka di lingkungan yang berbeda.

Ancaman

Menurut IUCN Red List, kerak ungu dikategorikan sebagai spesies “Risiko Rendah.” Populasinya diyakini stabil, dan dapat beradaptasi dengan bentang alam yang diubah manusia. Namun, introduksi spesies ini ke wilayah baru dan potensi dampaknya terhadap keanekaragaman hayati asli harus dipantau.

Fakta Unik

Kerak ungu terkenal karena kemampuannya untuk meniru berbagai suara, termasuk ucapan manusia, panggilan burung lain, dan bahkan suara mesin. Mereka sering mengeluarkan seruan yang keras dan parau, yang terdiri dari campuran siulan, serakan, dan obrolan. Kerak ungu bersarang di rongga dan sering menggunakan lubang pohon atau struktur buatan manusia, seperti bangunan dan tiang listrik, sebagai tempat bersarang. Mereka dikenal sebagai pembela sarang yang agresif dan mungkin mengusir spesies burung lain dari tempat bersarang yang ideal. Kerak ungu betina biasanya bertelur 3-6 telur, dan kedua induknya berbagi tanggung jawab untuk mengerami dan membesarkan anak burung. Meskipun kerak ungu mendapatkan popularitas karena mimikri vokal dan kemampuan beradaptasinya, pengenalannya ke habitat baru, termasuk Indonesia, telah menimbulkan kekhawatiran tentang dampaknya terhadap ekosistem lokal.

Berlangganan Layanan Email Kami

Dapatkan informasi mengenai Promo dan Kegiatan di Jagat Satwa Nusantara