Binturong: Sang Penjaga Keseimbangan Ekosistem Hutan Asia Tenggara
Binturong atau Arctictis binturong, adalah mamalia yang hidup di hutan-hutan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Dengan ciri khas ekor yang kuat dan dapat memegang, binturong memainkan peran penting dalam penyebaran benih.
Morfologi dan Perilaku
Binturong memiliki rambut panjang dan kasar. Rambut tersebut berwarna hitam seluruhnya atau kecokelatan. Pada masing-masing ujung telinga binturong, terdapat rambut yang memanjang. Ekor berambut lebat dan panjang, yang dapat digunakan untuk berpegangan pada dahan (prehensile tail). Binturong pandai memanjat dan melompat dari dahan ke dahan, binturong biasanya bergerak pelan di atas pohon. Ekornya digunakan untuk keseimbangan, atau sebagai pegangan ketika sedang meraih makanannya di ujung rerantingan.
Habitat dan Makanan
Binturong dapat ditemukan di hutan hujan, hutan pegunungan, maupun hutan rawa. Meski termasuk bangsa Karnivora, namun, binturong juga memakan buah-buahan di hutan. Hewan ini juga memakan pucuk dan daun-daun tumbuhan, telur, dan hewan-hewan kecil.
Ancaman
Statusnya yang rentan di IUCN Red List menunjukkan penurunan populasi akibat kehilangan habitat dan perburuan.
Fakta Unik
Binturong mengeluarkan semacam bau, seperti umumnya musang, dari kelenjar di bawah pangkal ekornya. Bau ini digunakan untuk menandai wilayah kekuasaannya. Di Pulau Bangka, binturong dilindungi oleh kearifan lokal masyarakat yang tidak memburu atau menggunakannya sebagai obat tradisional, karena dianggap sebagai hewan yang ‘berdaging panas’ dan berpotensi membawa penyakit jika dikonsumsi. Kearifan ini membantu pelestarian binturong di alam liar.