Tapah

Ikan Tapah: Raksasa Sungai Tropis

Ikan tapah, atau dikenal juga dengan nama ilmiahnya Wallagonia leerii, adalah spesies ikan lele yang berasal dari Asia Tenggara. Ikan ini memiliki keunikan dan keistimewaan tersendiri yang menjadikannya subjek yang menarik untuk dibahas.

Morfologi Satwa

Ikan tapah adalah ikan yang besar, dengan panjang yang biasanya mencapai 150 cm dan berat hingga 86 kg. Ikan ini memiliki tubuh yang pendek dan bulat, serta ekor yang lebar dan panjang. Sirip anal ikan ini hampir sepanjang ekornya dan berakhir pada sirip ekor yang bercabang. Ikan tapah memiliki kepala yang panjang dan lebar dengan rahang bawah yang sangat besar yang melampaui maxilla-nya. Mulut ikan lele ini dilapisi dengan beberapa baris gigi tajam yang memungkinkannya untuk menggenggam mangsanya.

Perilaku dan Suara Satwa

Ikan tapah adalah ikan karnivora, yang utamanya memakan ikan kecil yang ditangkap saat berenang dan dikonsumsi secara utuh. Meskipun tidak banyak informasi tentang perilaku suara ikan ini, ikan lele pada umumnya dikenal dapat menghasilkan suara dengan cara menggesekkan bagian tulang tengkoraknya.

Habitat Satwa

Habitat ikan tapah berkisar dari aliran sungai di Thailand melalui semenanjung Malaya hingga pulau Sumatra dan Kalimantan di Indonesia. Ikan ini biasanya ditemukan di sungai-sungai besar.

Makanan Satwa

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ikan tapah adalah ikan karnivora yang utamanya memakan ikan kecil. Ikan ini juga dikenal memakan udang.

Ancaman terhadap Satwa

Ikan tapah menghadapi berbagai ancaman, termasuk penangkapan ikan yang merusak, persaingan dengan spesies invasif, penghancuran habitat yang layak, dan pembangunan bendungan yang berdampak pada siklus hidupnya. Selain itu, penangkapan berlebihan untuk dagingnya yang sangat dihargai telah menyebabkan populasi ikan ini menurun secara signifikan.

Fakta Unik

Salah satu fakta unik tentang ikan tapah adalah ukurannya yang sangat besar, yang menjadikannya salah satu ikan lele terbesar di dunia. Ikan ini juga memiliki gigi yang tajam dan kuat yang memungkinkannya untuk menangkap mangsanya dengan efektif. Selain itu, ikan ini juga telah digunakan sebagai makanan di Asia Tenggara sejak zaman kuno.

Berlangganan Layanan Email Kami

Dapatkan informasi mengenai Promo dan Kegiatan di Jagat Satwa Nusantara