Weling

Weling

NAMA | NAME

WELING

MALAYAN KRAIT

(Bungarus candidus)

TAKSONOMI | TAXONOMY

Kerajaan Animalia Kingdom

Filum Chordata Phylum

Kelas Reptilia Class

Ordo Squamata Order

Famili Elapidae Family

Genus Bungarus Genus

Weling adalah ular soliter memesona dari Asia Tenggara dengan kepala hitam menakjubkan yang berlanjut ke tubuh hitamnya yang dihiasi dengan pita putih yang mencolok. Sebagai penguasa malam pemangsa ular, krait ini menyelinap menembus kegelapan, berburu ular lain dan hewan kecil. Perlu diketahui bahwa meskipun bukan yang terbesar (hingga 108 cm) dan umumnya lamban, ular ini sangat berbisa dan berbahaya, mampu menyerang tanpa peringatan jika didekati atau diprovokasi, jadi kalau kamu melihat garis-garis putih yang mencolok itu, berikan weling sedikit ruang dan kagumi keindahannya dari jarak yang aman!

The Malayan krait is a mesmerizing solitary snake from South East Asia with a stunning black head that continues to its black body adorned with striking white bands. As an ophiophagous master of the night, this krait sneaks through the darkness, hunting other snakes and small animals. Please be aware that while not the biggest (up to 108 cm) and generally slow, this snake is highly venomous and dangerous, capable to strike without warning if approached or provoked so if you spot those eye-catching white stripes, give the Malayan krait some space and admire its beauty from a safe distance!

DISTRIBUSI DAN HABITAT | DISTRIBUTION AND HABITAT

Weling dapat ditemukan di berbagai wilayah Indonesia, antara lain Sumatra dan Jawa. Biasanya mendiami kawasan hutan, semak belukar, dan rawa-rawa.

The Malayan krait can be found in various regions of Indonesia, including Sumatra and Java. It typically inhabits forests, shrublands, and marshes.

DIET DAN NUTRISI | DIET AND NUTRITION

Sama halnya dengan ular lainnya, weling adalah karnivora dan memangsa berbagai vertebrata kecil, seperti ular lain, kadal, bahkan mamalia kecil. Ia menggunakan bisanya untuk melumpuhkan dan membunuh mangsanya sebelum dikonsumsi. Sebagai predator puncak, weling berperan penting dalam mengendalikan populasi vertebrata kecil, membantu menjaga keseimbangan ekologi di habitatnya.

As with other kraits, the Malayan krait is carnivorous and preys on a variety of small vertebrates, such as other snakes, lizards, and even small mammals. It uses its venom to immobilize and kill its prey before consuming it. As an apex predator, the Malayan krait plays a crucial role in controlling populations of small vertebrates, helping to maintain ecological balance in its habitat.

SIFAT UTAMA DAN FAKTA UNIK | KEY TRAITS AND FUN FACTS

Weling memiliki racun neurotoksik yang kuat, yang disalurkan melalui taringnya saat menggigit. Racunnya memengaruhi sistem saraf mangsanya, menyebabkan kelumpuhan dan kegagalan pernapasan. Bisa ini juga berbahaya bagi manusia dan berpotensi fatal jika tidak segera ditangani. Weling bersifat utama nokturnal, artinya paling aktif pada malam hari. Dia juga dikenal sangat pemalu dan lebih suka menghindari konfrontasi dengan manusia.

The Malayan krait possesses potent neurotoxic venom, which it delivers through its fangs when it bites. The venom affects the nervous system of its prey, leading to paralysis and respiratory failure. It is also dangerous to humans and can be potentially fatal if not treated promptly. The Malayan krait is primarily nocturnal, meaning it is most active during the night. It is also known to be quite shy and prefers to avoid confrontations with humans.

STATUS KONSERVASI | CONSERVATION STATUS

Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List, weling terdaftar sebagai “Risiko Rendah.” Meskipun weling saat ini tidak diklasifikasikan sebagai terancam punah, upaya pemantauan dan konservasi yang berkelanjutan sangat penting untuk melestarikan habitat aslinya dan memastikan keamanan spesies dan populasi manusia.

According to the International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List, the Malayan krait is listed as Least Concern. While the Malayan krait is not currently classified as endangered, continuous monitoring and conservation efforts are essential to preserve its natural habitat and ensure the safety of both the species and human populations.

Berlangganan Layanan Email Kami

Dapatkan informasi mengenai Promo dan Kegiatan di Jagat Satwa Nusantara